Rabu, 10 Desember 2008

WASPADA! 5 gelagat buruk waktu melamar kerja

Idealnya, sebelum memutuskan untuk melamar kerja di sebuah perusahaan, kita udah punya gambaran detil tentang apa dan bagaimana sikon di perusahaan tersebut. Kaya apa culture-nya, keuangannya sehat apa enggak, jenjang karirnya prospektif atau enggak, dst. Tapi gimana Kalau kita ditawari kerja di perusahaan yang sama sekali belum pernah kedengeran ceritanya? Langsung tolak? Ntar dulu. Nggak pernah kedengeran ceritanya bukan berarti jelek lho.

Satu-satunya jalan adalah dengan menganalisa proses yang terjadi sewaktu melamar.

Berikut ini beberapa "gejala" yang mungkin bisa dijadikan panduan untuk menilai kondisi sebuah perusahaan. Nggak selamanya bener, tapi minimal bisa jadi bahan pertimbangan. Kalo cuma satu atau dua gejala yang muncul, yah, mungkin sekedar kebetulan aja. Tapi Kalau hampir semua gejala ini terjadi, hmmm... hati-hati aja. Kalau masih punya pilihan, mending ngelamar di tempat lain aja deh!

1. Anda kurang dihargai sebagai manusia.
Kalau cuma si resepsionis yang tampangnya bete waktu menyambut elu, yah mungkin kebetulan dia abis ronda semalem, masih ngantuk. Kalau cuma pak satpam yang rada galak waktu minta elu nitip KTP, yah mungkin dia lagi mikirin anaknya sakit di rumah. Tapi Kalau mulai dari tukang parkir, satpam, resepsionis, office boy, sampe tukang gorengan yang mangkal di depan pada kompakan menunjukkan perilaku yang kurang santun - warning - kemungkinan ada yang nggak beres dengan perusahaan ini. Yang Saya maksud dengan perlakuan kurang santun antara lain: nggak mengucapkan salam saat menyambut, nada bicara yang kurang bersahabat, nunggu lama tanpa dikasih minum, sampe perlakuan yang kurang manusiawi seperti diminta mengisi formulir lamaran di tempat orang lalu lalang - sambil jongkok pula. FYI; formulir lamaran yang Anda isi sewaktu melamar kerja itu adalah dokumen yang sifatnya pribadi dan rahasia. Seharusnya Anda ditempatkan di ruangan yang tertutup dan nyaman - minimal ada meja dan kursi untuk tempat nulis - bukan di ruang resepsionis yang serba terbuka sehingga mas-mas kurir yang kebetulan lewat bisa nyeletuk, "wah rumahnya deketan nih sama rumah saya, kapan-kapan boleh main ya..."
Perusahaan yang sehat dan profesional sadar bahwa citra perusahaan dibangun mulai dari garda depan, dari bagaimana tamu disambut. Kalau untuk urusan remeh gini aja mereka nggak becus menangani, jgn2 untuk urusan yang besar-besar juga morat-marit.

2. Anda dicoba untuk ditempatkan dalam posisi lemah / dependen pada perusahaan
Yang Saya maksud antara lain: petugas recruitment yang meminta elu untuk menyerahkan dokumen pendukung (ijazah, transkrip nilai, referensi kerja) yang ASLI, atau "menggantung" status kepegawaian Anda di zona limbo antara kontrak dan permanen, penetapan masa percobaan yang kurang jelas, dan sebagainya. Khusus untuk urusan "menahan" dokumen pendukung, asal tau aja ya, sebenernya perusahaan nggak berhak melakukannya. Kecuali Kalau elu udah jadi pegawai, terus disekolahin sama perusahaan dan setelah pendidikan selesai ijazah Anda ditahan sampe masa ikatan dinas berakhir, itu lain perkara. Sedangkan yang terjadi di sini kan elu capek2 sekolah pake ongkos sendiri, eh begitu lulus ijazahnya disandera. Mengutip kata Mpok Jane dan Sarah, "WHO DO YOU THINK HE ARE??". Kalau tau-tau kantornya kebakaran, kebanjiran, atau diserbu tikus hingga dokumen penting itu rusak, siapa yang mau tanggung jawab?
Perusahaan yang menerapkan kebijakan konyol macam ini biasanya perusahaan yang udah menghadapi dilema: di satu sisi terlalu pelit / terlalu miskin untuk menaikkan kesejahteraan pegawai, di sisi lain butuh untuk mempertahankan jumlah pegawai yang Andayal. Kalau perusahaan yang sehat pastinya akan mencoba membuat pegawainya betah dengan cara meningkatkan kesejahteraan mereka, bukan dengan menyandera dokumen! Dengan kata lain, ini tipe perusahaan yang ngajak susah bareng-bareng. Sama sekali nggak worthed untuk dilamar.

3. Anda diminta mondar-mandir kaya setrikaan
Lazimnya, proses seleksi pegawai dilakukan dalam 3 tahap:

Wawancara dan psikotes awal - biasanya di tahap ini Anda ketemu dengan petugas HR di level officer atau konsultan eksternal

Tes kesehatan

Wawancara dengan calon boss (user).

"Saya GRATIS pak, nggak usah digaji, soalnya tadi saya liat rumput di depan seger2."

Kadang-kadang, ada 2 atau 3 tahap tambahan di mana eAnda diminta wawancara dengan bossnya HR, bossnya user, atau dengan big boss - biasanya terjadi di perusahaan kecil. Jadi maksimal elu mondar-mandir untuk keperluan melamar kerja adalah 6 kali. Nah Kalau eAnda ketemu kantor yang meminta Anda dateng untuk interview doang, habis itu psikotesnya di hari lain, habis itu di hari lainnya interview lagi dengan orang lain, habis itu "eh iya ada yang lupa ditanyain" dan lantas Anda harus dateng lagi minggu depannya untuk wawancara lanjutan, baru abis itu wawancara dengan boss, terus minggu depannya lagi wawancara dengan boss yang lain lagi, baru abis itu tes kesehatan, terus "oh iya ada lagi ding yang kelupaan ditanya" sehingga Anda harus wawancara dengan HR lagi... - warning - Anda sedang berhadapan dengan perusahaan bingung. Kondisi kayak gini mengindikasikan ada masalah dalam pembagian wewenang pengambilan keputusan di perusahaan tersebut. Anda diminta dateng berkali-kali dan ketemu dengan orang yang berbeda-beda karena nggak ada satu orang yang punya cukup nyali untuk bertanggung jawab atas keputusan menghire elu. Maksudnya Kalau elu ternyata bertingkah setelah dihire jadi pegawai, biar nggak ada satu orang yang jadi kambing hitam, gitu. Makanya wawancaranya jadi tanggung renteng gitu. Pertanyaannya, lagi-lagi, Kalau untuk mengambil keputusan menghire seseorang aja segitu ribetnya, gimana dengan pengambilan keputusan untuk urusan lain yang lebih penting dan genting? Selain itu, kembali pada poin pertama, mereka juga kurang menghargai waktu, biaya dan tenaga yang harus Anda keluarkan untuk dateng ke kantor mereka.

4. Anda ditawar pada pertemuan pertama
Wawancara tahap pertama adalah saringan awal untuk memilih caAndan pegawai yang paling potensial.Kalau baru pada pertemuan pertama concern mereka terpaku pada gaji yang Anda ajukan seperti "bisa turun nggak nih?" atau "negotiable nggak nih?" atau yang ngeselin "minta gajinya gede amat mas. bisa turun nggak?" - warning - mereka nggak peduli pada kualitas eAnda sebagai pegawai. Mereka cuma ingin cari tenaga murah. Tapi berita baiknya, Kalau perusahaan yang Anda lamar termasuk tipe yang begini, maka ada satu kiat jitu yang PASTI berhasil, yaitu jawab aja dengan "Saya GRATIS pak, nggak usah digaji, soalnya tadi saya liat rumput di depan seger2."



Bukannya 'haram' untuk menanyakan apakah gaji yang Anda minta itu negotiable pada pertemuan pertama, tapi bedakan antara yang sekedar nanya dengan yang maksa "kurang dikit dong mas!"


5. Anda diajak bersekongkol
Yang ini pengalaman pribadi Saya nih. Di salah satu perusahaan sebelum kantor Saya yang sekarang, masa HR managernya bilang gini, "Agung, toAndang kalau kamu masuk tanggal 1 nanti, bilang sama orang-orang bahwa kamu udah mulai interview dengan saya sejak 2 bulan sebelumnya ya."
Saya, tentu aja bingung mendengar permintaan aneh ini, mengingat wawancara pertama cuma berjarak 1 bulan dari tanggal masuk Saya.
"Nggak papa, sekedar supaya nggak heboh aja karena ada orang baru."
Sebuah jawaban yang nggak memuaskan, tapi waktu itu Saya pikir, 'ah ini kan cuma soal kecil'.
Ternyata... setelah Saya masuk baru ketauan bahwa alur komunikasi si boss dengan para bawahannya sangat parah. Lingkungan kantor dipenuhi desas-desus, termasuk tentang kehadiran Saya. Parahnya, si boss sama sekali nggak bernyali untuk menghadapi para karyawan, minimal menjelaskan biar lurus, dan membantah isu yang ngaco. Kalau ada isu negatif ya begitulah yang dia lakukan, berusaha menutup-nutupi dengan kebohongan yang sayangnya kurang cerdas.
Puncaknya, baru sebulan Saya kerja di perusahaan tersebut, si boss yang ngajak sekongkolan tadi mendadak "resign" secara misterius karena baru ketahuan pernah melakukan sebuah kesalahan fatal yang menyebabkan perusahaan harus berurusan dengan pengadilan. Perusahaan yang mengajak Anda menutup-nutupi sesuatu mengindikasikan bahwa mereka kesulitan mengeAndala iklim kerja. Dan seperti yang pernah Saya sebut di sini, jangan kira tawaran paket remunerasi yang menarik bisa mengkompensasi iklim kerja yang parah.

Sumber : http://mbot.multiply.com/tag/hrd

0 komentar:

Categories

Blog Archive

Sembako Hari ini

Sembako hari ini
Beras 5.500
Telur ayam ras 13.500
Minyak goreng sawit 12.000
Gula pasir 6.600
Tepung terigu 7.700
Cabe merah keriting 20.000
Cabe merah biasa 18.500
Bawang merah 16.500
SKM cap bendera 7.800
Daging sapi 55.500
Kacang tanah 12.500

 

Sumber: Poskota

Blog sahabat





Pages

About Me

Foto saya
Penulis tuk diri sendiri, Internal Audit untuk Sebuah Perusahaan, Pencinta Puisi, Cerpen, Seorang Hamba yang berusaha, Menjadi Ayah yang baik untuk Quineisha & Qhaira, menjadi Insan Taqwa

Pengikut

Sample Text

IP

Unordered List

Popular Posts

Recent Posts



Website Hit Counter
Free Hit Counters

Text Widget