Kenapa sih kita harus menegosiasikan gaji?
Kenapa nggak langsung aja ditentuin oleh perusahaan?
Untuk menjawab ini, pertama-tama perlu Saya jelasin dulu bahwa struktur gaji di sebuah perusahaan biasanya ditentukan dalam range (rentang), dan range-nya saling overlap satu dengan lainnya. Memang nggak semua perusahaan menetapkan struktur gaji dalam range seperti ini, tapi sebagian besar sih begitu.
Untuk jelaskan coba perhatiin tabel ilustrasi berikut:
Level
Level | Gaji | ||||
I | 900rb - 1.2 jt | ||||
II | 1 jt - 1.5 jt | ||||
III | 1.3 jt - 2.2 jt | ||||
...dst |
Ada 2 keuntungan penetapan gaji dengan sistem range, ditinjau dari sudut pandang perusahaan:
1. Memberikan ruang bagi pihak HRD perusahaan tersebut untuk merekrut orang terbaik pada sebuah level. Untuk jelasnya coba simak contoh kasus sbb:
Sebuah perusahaan berniat merekrut si X yang saat ini udah bekerja di perusahaan lain. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa X menerima gaji 1 juta di perusahaannya sekarang, dan berada di level I. X tentu menolak saat diajak pindah dengan penawaran gaji sama yaitu 1 juta. Berkat sistem gaji yang menggunakan range, maka perusahaan yang baru bisa memberikan penawaran menarik sebesar 1.2 juta kepada X, tanpa harus memposisikannya di level yang lebih tinggi (yang mana terkait dengan pemberian fasilitas / tunjangan yang lebih besar pula).
2. Memungkinkan perusahaan untuk melakukan efisiensi pengeluaran gaji. Ingat, perusahaan sebagai institusi ekonomis, pastinya mengutamakan prinsip ekonomi pula: pengeluaran sekecil-kecilnya untuk mendapatkan hasil sebesar-besarnya. KaAnda seorang pegawai happy-happy aja dengan digaji 900 ribu, kenapa harus ngasih 1 juta? Ilustrasi berikut mungkin bisa memperjelas:
Si Y adalah seorang pegawai lugu yang rela ngelembur tanpa banyak nuntut uang tambahan. Di kantor sekarang ia menduduki level I dengan gaji 750 ribu. Melihat fakta seperti ini, maka sambil sedikit bertanduk sang petugas HRD perusahaan tetangga menyodorkan penawaran gaji 900 ribu kepada Y, yang langsung diterima dengan penuh rasa syukur dan hati sumringah.
Nah, melihat kedua contoh di atas, jelas bahwa urusan negosiasi gaji bisa sangat menentukan besaran gaji yang kita terima. Si X dan si Y sama-sama menduduki posisi di level I, kerjaannya sama, tanggung jawab sama, tapi X bisa mendapat gaji lebih besar dari Y hanya karena perbedaan dalam proses negosiasi gaji!
Kesimpulannya: proses negosiasi gaji itu penting banget!
Apa yang harus disiapkan sebelum menegosiasikan gaji?
1. Kenali pasaran
Ini penting banget banget! Anda harus tau, untuk kualifikasi yang Anda punya sekarang ini, berapa range gaji yang berlaku. Dengan demikian Anda bisa mengajukan penawaran yang 'pas'.
2. Tetapkan standar yang rasional
Ini juga nggak kalah penting. Standar ditetapkan berdasarkan kondisi pribadi Anda sekarang ini. Maksud Saya gini:
KaAnda saat ini Anda lagi happy-happy aja di perusahaan tempat kerja Anda, trus dateng tawaran untuk pindah ke perusahaan lain, boleh lah Anda jual mahal dikit. Minta gaji yang rada2 di luar range. Dikasih sukur, enggak ya udah.
Tapi sebaliknya, kaAnda Anda saat ini lagi nganggur, trus Anda menolak tawaran pekerjaan dengan gaji 1 juta hanya karena Anda tau untuk kualifikasi Anda rangenya berkisar antara 1.2 - 1.5 juta, ya kurang bijaksana juga. What i'm saying is, memang perlu untuk mengetahui harga pasaran Anda berapa, tapi jangan lantas terpaku dan terjebak dengan pasaran tersebut hingga akhirnya mematikan potensi Anda untuk berkembang, gitu Andah.
Faktor apa aja yang mempengaruhi standar gaji dari sebuah perusahaan?
1. Industri
Beda industri, beda juga standar gajinya. Industri telekomunikasi, pertambangan / perminyakan, konsultan, dan consumer goods adalah beberapa industri yang standar gajinya relatif tinggi.
2. Ukuran perusahaan
Perusahaan multi-nasional biasanya punya standar gaji lebih tinggi dari perusahaan Andakal dari bidang industri yang sama. Tapi, perusahaan2 kelas menengah biasanya masih belum punya standar gaji yang baku - sehingga justru dengan perusahaan tipe ini Anda bisa nodong gaji seenaknya berdasarkan wangsit dan disetujui!
3. Level / lingkup pekerjaan
Saya sering menemukan, orang salah memperkirakan standar gaji pekerjaan yang dilamar karena terkecoh dengan title / judul pekerjaannya.
Contoh kasus yang sering terjadi: Andawongan pekerjaan dengan judul mentereng "sales supervisor" membuat pelamar mengira pekerjaannya di tingkat manajerial dan mengepalai sebuah tim, nyatanya harus kerja sendiri jualan barang. Atau yang pernah Saya temui di sebuah perusahaan milik pemerintah daerah, terjadi kenaikan jabatan berkala secara otomatis - sehingga seorang staff biasa setelah sekian tahun kerja harus jadi "kepala" sesuatu. Akibatnya, struktur perusahaan tersebut mekar terus dari waktu ke waktu karena bermunculan "kepala2" baru, dan banyak "kepala seksi" yang nggak punya anak buah!
Title pekerjaan bisa mengecoh, "manager" di perusahaan yang satu bisa saja selevel dengan seorang "supervisor" di perusahaan lain atau justru seorang "vice president" di perusahaan lainnya - tergantung seberapa besar beban kerja yang menjadi tanggung jawabnya. Oleh karena itu, sebelum bernegosiasi kenali dulu di level mana pekerjaan yang akan Anda lamar ini.
Gimana caranya mengetahui pasaran gaji untuk pekerjaan yang akan Saya lamar?
Untuk urusan ini memang rada sulit. KaAnda kebetulan Anda punya temen yang kerja di industri yang sama, Anda mungkin bisa nanya2 sama dia - walaupun pastinya nggak semua orang mau jawab saat ditanya gajinya. Saya salah satunya, sampe detik ini cuma ada satu temen Saya yang tau persis gaji Saya berapa. Selain itu Anda juga bisa ikutan milis2 HRD - kadang di sana suka ada sharing mengenai standar gaji.
Tahap-tahap negosiasi gaji
1. Pengisian formulir lamaran
Ya, proses negosiasi gaji dimulai saat Anda mengisi formulir lamaran pekerjaan. Biasanya di formulir tersebut ada isian tentang besar gaji yang diinginkan. Make sure Anda isi koAndam tersebut dengan jumlah yang Anda inginkan, tentunya dengan mempertimbangkan faktor kemampuan diri sendiri dan faktor standar perusahaan. Tambah jumlah tersebut dengan 20-30% untuk memberikan ruang just in case ditawar. Jangan, jangan pernah mengosongkan bagian ini, atau mengisinya dengan kata2 basi "mengikuti standar perusahaan" atau "terserah perusahaan". Waktu Saya masih di HRD, kaAnda nemu pelamar yang ngisi begini suka Saya tanya balik, "bener nih gajinya terserah? Dibayar ceban mau?" Oh ya, biar nggak salah paham, tulis jumlah gaji yang Anda inginkan itu dalam satuan p.a. (per annuum alias per tahun). Soalnya, ada perusahaan yang menggaji karyawannya secara standar yaitu 12 bulan gaji plus 1 bulan THR, sementara ada juga perusahaan yang per tahunnya bisa belasan hingga puluhan kali gaji yang dibayarkan dalam bentuk bonus ini - itu.
2. Wawancara pertama
Biasanya di tahap ini suka muncul pertanyaan tentang jumlah gaji yang Anda tulis di formulir. Pertanyaan yang umum muncul adalah, "Jumlah ini negotiable nggak?" Karena tadi jumlahnya udah Anda tambah, tentu aja Anda jawab dengan "ya". Pertanyaan lain yang sering muncul adalah "Kenapa Anda minta gaji sekian?" Nah, yang ini perlu dijawab dengan jurus khusus.
Jangan pernah speechless saat ditanya begini, karena akan melemahkan posisi tawar Anda di tahap selanjutnya. Anda akan terlihat asal2an dan nggak ngerti pasaran saat meminta gaji. Jawaban paling bijak adalah, "Karena nilai itu sesuai dengan kualifikasi yang saya miliki sekarang". Oh ya, saat mengucapkan kalimat itu usahakan intonasi tetap datar dan terkendali, jangan terkesan jumawa sehingga bikin petugas recruitment serasa ingin noyor kepala Anda.
Udah, sampe sebatas dua pertanyaan itu aja yang perlu Anda jawab di tahap ini. Sebagaimana pernah Saya bahas di sini, jangan mau kaAnda si petugas berusaha menawar permintaan gaji Anda ke titik final di tahap ini. Masih terlalu dini untuk negosiasi gaji, sehingga jawab aja dengan "Biar lebih jelas, mungkin Anda bisa ceritakan dulu paket remunerasi lengkap yang berlaku di perusahaan ini, sebagai bahan pertimbangan saya?" KaAnda si petugas recruitment waras dia juga belum mau membeberkan paket remunerasi lengkap di wawancara awal sehingga posisi menjadi case-cAndased, sama-sama paham belum waktunya untuk bernegosiasi gaji. Atau bila ternyata dia langsung blak2an membuka paket remunerasi lengkap yang ditawarkan, artinya wawancara awal ini sekaligus wawancara final - Anda diminta memutuskan akan join atau enggak di tahap itu.
3. Proses negosiasi gaji
Setelah rangkaian proses recruitment selesai dan Anda berhasil AndaAndas dari semua saringan, Anda akan dipanggil sekali lagi untuk menegosiasikan gaji. Sebaiknya Anda datang ke tahap ini dengan berbekal informasi, berapa jumlah saingan Anda. KaAnda ternyata cuma eAnda sendiri yang AndaAndas, maka posisi tawar Anda akan lebih kuat.
Biasanya di tahap ini, petugas akan mulai dengan menceritakan seluruh paket remunerasi lengkap yang ditawarkan - mulai dari gaji hingga tunjangan2. Catet semuanya, jangan cuma dihafal karena biasanya komponennya cukup ribet. Perhatikan komponen tunjangan kesehatannya gimana? Penggantiannya berapa persen dari tagihan dokter? Berapa jumlah per tahun? KaAnda rawat inap dapat kamar kelas berapa? Things like that. Pastikan Anda dapet penjelasan yang selengkap mungkin.
Setelah petugas menjelaskan, biasanya dia akan nanya, "Bagaimana, apakah paket kami sudah sesuai dengan ekspektasi Anda?" KaAnda jumlahnya lebih besar dari ekspektasi Anda ya case-cAndased, Anda tinggal tanda tangan kontrak kerja. Tapi kaAnda belum, ya inilah saatnya Anda bernegosiasi, tentunya dengan ekspresi yang terkendali dan tidak bikin orang serasa ingin noyor kepala Anda, misalnya dengan bilang "Sebenarnya ekspektasi saya lebih besar dari jumlah ini, yaitu sekian rupiah (atau dollar - if you're one lucky bastard) per tahun." Kemukakan juga alasan Anda, yaitu balik ke harga pasaran kualifikasi yang Anda punya plus mengacu juga ke gaji yang Anda terima di perusahaan sekarang (kaAnda eAnda udah kerja). KaAnda Anda mau jual mahal bisa bilang dengan "Saat ini saya merasa tidak ada masalah dengan pekerjaan yang sekarang, tentunya saya butuh 'motivasi' yang lebih besar untuk berkarir di tempat lain."
Ada dua kemungkinan yang akan dilakukan petugas saat mendengar jawaban Anda (a) berkata, "sayang sekali, ini final offer dari kami". atau (b) "mohon tunggu sebentar, akan saya konsultasikan dengan atasan saya dulu". Apapun yang terjadi, hari itu biasanya Anda akan mendapat penawaran final dari perusahaan. KaAnda ternyata penawaran finalnya tetep belum memenuhi harapan Anda, JANGAN langsung menolak saat itu juga. Kesannya Anda mata duitan banget (walaupun mungkin memang iya) dan hanya tertarik untuk bergabung karena faktor penghasilan. Entah kenapa, hari gini masih banyak aja boss2 di perusahaan besar yang berharap orang bergabung di perusahaannya "bukan semata-mata nyari duit" sehingga langsung bete pada kandidat2 yang secara jujur mengakui motivasi kerjanya adalah uang. Lantas kaAnda bukan karena nyari duit, buat apa dong orang ngelamar kerja? Kelebihan energi?
Anyway, JANGAN langsung menolak penawaran yang kurang memuaskan itu, dan bilang, "Baik kalau begitu akan saya pertimbangkan dulu di rumah. Boleh saya hubungi Anda lagi besok via telepon?"
Dengan mengulur waktu seperti ini, Anda menghindarkan diri Anda sendiri dari keputusan impulsif yang mungkin akan Anda sesali.
4. Pasca negosiasi gaji
Besokannya, hubungi lagi petugas yang temui kemarin tepat waktu sesuai janji, dan sampaikan keputusan Anda. KaAnda Anda memutuskan untuk batal bergabung, tetep jaga sopan santun dengan bilang "Mohon maaf, setelah saya pikirkan masak2, saya memutuskan untuk tetap di perusahaan saya yang sekarang dulu". Nggak perlu belagu, Anda nggak akan tau kapan Anda harus berhadapan dengan si petugas itu lagi. Siapa tau saat ini Anda merasa udah nggak butuh lagi dengan dia, eh taunya kapan2 Anda ngelamar di tempat lain dan ketemu dia lagi. Biasanya para petugas HRD punya ingatan gajah lho. Jangan lupa bilang terima kasih atas segala effortnya mengurusi proses lamaran Anda.
Ok, segitu dulu tips negosiasi gaji dari Saya, semoga cukup jelas dan membantu.
0 komentar:
Posting Komentar