Rabu, 27 Mei 2009

Mengeluh Lewat Milis, Ibu Rumah Tangga Ditahan
Sidang digelar pekan depan.

TANGERANG - Prita Mulyasari, ibu dengan dua anak, ditahan di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Tangerang sebagai tersangka kasus pencemaran nama baik Rumah Sakit Internasional Omni Hospital, Alam Sutra, Serpong, Tangerang Selatan.

"Dititipkan di sini sejak 13 Mei lalu oleh Kejaksaan Negeri Tangerang," kata Arti Wirastuti, Kepala Lembaga Pemasyarakatan Wanita Tangerang, di kantornya kemarin.

Prita, warga Vila Melati Mas Residence, Serpong, mendekam di Paviliun Menara, ruang tahanan khusus titipan yang menunggu persidangan. Arti menolak permintaan Tempo untuk bertemu Prita.

Ia dijerat dengan Pasal 27 ayat 3 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, yang isinya, "Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik."

Sanksi atas pelanggaran pasal itu berupa hukuman penjara maksimal enam tahun dan atau denda maksimal Rp 1 miliar.

Anggota tim jaksa penuntut umum Kejaksaan Negeri Tangerang, Haryadi, mengatakan baru pada 25 Mei lalu dia menerima berkas kasus nomor 55-1/2009 itu dari Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya.

Kasus ini bermula dari surat elektronik Prita yang berisi keluhannya ketika dirawat di unit gawat darurat Omni Internasional pada 7 Agustus 2008. Surat yang semula hanya ditujukan ke sebuah mailing list (milis) itu ternyata beredar ke pelbagai milis dan forum di Internet, dan diketahui oleh manajemen Rumah Sakit Omni.

PT Sarana Mediatama Internasional, pengelola rumah sakit itu, lalu merespons dengan mengirim jawaban atas keluhan Prita ke beberapa milis dan memasang iklan di harian nasional. Belakangan, PT Sarana juga menggugat Prita, baik secara perdata maupun pidana, dengan tuduhan pencemaran nama baik.

Pengadilan Negeri Tangerang memutuskan perkara gugatan perdata nomor 300/PDG/6/2008/PN-TNG itu sekitar dua pekan yang lalu. Ketua Pengadilan Herri Swantoro menolak menjelaskan putusannya. "Karena pada 25 Mei 2009 kedua belah pihak menyatakan banding," ujarnya kemarin.

Herri memastikan persidangan pidana kasus ini akan digelar pekan depan dan dipimpin oleh Wakil Ketua Pengadilan Negeri Tangerang. "Semua sudah disiapkan."

Pengacara PT Sarana, Hadi, belum memberikan penjelasan. "Nanti hubungi saya lagi," katanya kemarin.

Ia tak menjawab ketika Tempo menghubunginya kembali dan mengirim pesan singkat ke telepon selulernya.

Keluarga Prita pun bungkam. "Saya tak berani ngomong, ini amanat Prita," kata Arief, kakak kandung Prita, dua hari yang lalu. JONIANSYAH | HAMLUDDIN | JOBPIE S


Kamis, 21 Mei 2009

Belanja memang merupakan hal yang menyenangkan terutama bagi kaum wanita, memang wanita akan mudah tergiur dengan kata yang namanya Discount atau Promosi, padahal banyak barang yang dibeli oleh mereka saat diskount itu kurang bermanfaat bagi kehidupan mereka contoh kita akan membeli sebuah sepatu saat discount padahal koleksi sepatu dirumah pastinya ada lebih dari 2 pasang, lalu kenapa membeli? alasanya pertama karena adanya discount.

suatu yang ironis kita belanja saat discount, alasan yang masuk akal mumpung lagi banjir diskon dan cuci gudang. Hati-hati, rayuan maut diskon bisa membuat Anda lupa pada rencana keuangan. Bisa-bisa malah membuat Anda kehabisan dana untuk tujuan masa depan yang justru lebih penting. Jangan sampai inginnya lebih hemat malah tambah boros.

Banyak dari kita yang mengeluhkan kekurangan di paruh akhir setiap bulannya,karenanya menentukan kemana uang hasil kerja keras sebulan yang Anda hasilkan pergi, menjadi sangat penting dalam mengelola keuangan. Penawaran diskount membuat rasional keungan kita terganggu, bukannya mengatakan bahwa sebaiknya Anda tidak berbelanja pada saat pesta diskon. Berbelanja pada saat diskon adalah ide yang baik, terutama bila Anda mendapatkan apa yang dari awal Anda butuhkan dengan harga yang lebih murah.Hanya saja, pastikan apa yang Anda beli memang dibutuhkan.

Pemborosan terjadi jika Anda mengeluarkan uang lebih dari anggarannya atau mengeluarkan uang untuk sesuatu yang tidak ada dalam anggaran. Jadi, tidak peduli apakah Anda belanja saat sale/diskount atau tidak, jika jumlah belanjaan Anda membuat Anda overbudget, maka sale bukan lagi penghematan, tetapi pemborosan.

Satu hal yang perlu kita sadari bahwa belanja murah sama tidak selalu sama dengan belanja hemat Yang harus disadari adalah bahwa setiap kegiatan belanja baik saat diskon maupun tidak diskon sama-sama mengeluarkan uang dari dompet Anda. ingat untuk mendapatkan barang discount atau sale atau cuci gudang anda harus merogoh kocek atau melakukan pengerbanan berupa pengeluaran uang pribadi anda untuk mendapatkan barang-barang tersebut bukan.

Hal yang anda harus ingat adalah apakah discount benar-benar discount atau sale? pernah beberapa kali membeli suatu produk sale di pusat grousir/pasar sualayan besar katanya sih sale tetapi seorang kawan mendapat barang tersebut jauh lebih murah di pasar tradisional, maksud mau memberi tahu barang bagus tapi murah, malah salah ternayta harga barang itu jauh lebih murah ditempat yang berbeda jadi jangan percaya dengan dengan barang yang murah disatu tempat, anda harus membandingkanya. contoh saya beli produk A di pusat belanja Rp 6000 itu setelah di diskoun harga tersebut diskount= Rp. 5600 dipasar tradisional saya mendapat RP 5000, loh kok bisa harga diskount/sale itu lebih mahal.

Hati-hati harga Psikologis, maksudnya apa ketika kita melihat sale/discount kita swalayan/pusat perbelanjaan akan mencantumkan harga psikologis contoh Rp.9900 atau Rp 9990, bagaimana anda membacanya apakah anda membaca Rp 9000-an jika iya anda mendapat penipuan secara psikologis loh kok ditipu, coba amati dengan cermat Rp9900 lebih dekat kemana Rp9000-an atau Rp 10000, kalau dari segi pembulatan ekonomi akan lebih dekat ke Rp 10000, tapi secara psikologis kita akan membacanya Rp 9000-an bukan, jadi anda akan tertipu bukan secara psikologis, dan secara rasional adakah kembali RP 100(untuk Rp9900/ Rp 10(untuk Rp 9990). jawabanya tidak ada atau bahkan anda akan mendapat kembalian permen. hehe, makanya hati-hati, jangan lagi tertipu secara psikologi ya....

Atau adanya discount beli 2 bonus 1, ini juga anda harus hati-hati kenapa hati-hati, saya pernah membeli suatu produk dengan promo beli 2 dapat 1, dengan harga satuan Rp 3100/ satuan, di suatu tempat lain dalam periode yang sama saya mendapat produk yang sama dengan harga Rp 2100/satuan jadi ternyata harganya tidak mendapat diskount/sale loh kok bisa? coba kita berhitung dalam promo beli 2 dapat 1 @Rp 3100/buah jadi dengan rumus matematika berarti kita beli 3 buah barang dengan total harga Rp 6000 bukan (2 x 3000=Rp.6300) sedang di toko lain saya mendapat harga Rp 2100/buah kalau saya beli 3 buah dengan harga tersebut Rp 2100x3= Rp 6300 bukanya hal ini sama saja tidak diskount/sale, wah ketipu lagi.

Hati-hati membaca presentasi Discount, banyak pusat perbelanjaan akan menawarkan discount+discount tapi hati-hati discunt plus diskount tidak sama dengan penjumlahan diskount loh, contoh di suatu pusat perbelanjaan menawarkan diskount 30%+20% hal ini tidak selalu sama dengan diskount 50% loh kok bisa beda, oke begini perhitunganya. Ketika kita mendapat diskount 30%+20% perhitunganya akan seperti ini, misal harga barang Rp 10000, kita mendapat diskount 30%+20% ternyata harga yang kita dapat bukan Rp 5000 (Rp 10000#50%), tapi kita harus membayar Rp5600, loh kok bisa begini perhitungnya pertama kita mendapat discount 30% dari 10000 (Rp 10000*30%)=Rp 7000 lalu kita mendapat discount tambahan sebanyak 20% dari Rp 7000 = Rp 5600, jadi pihak pembari discount memang tidak memberi diskount 50% murni bukan.

Saya juga sedikit memberi belanja saat sale/diskount

Bagaimana menyiasati banjir diskon ini, agar rencana-rencana keuangan kita tidak melenceng, namun tetap bisa menikmati acara berbelanja. Beberapa tip belanja saat sale di bawah ini bisa menjadi semacam rambu-rambu untuk Anda.
# Rencanakan terlebih dahulu barang-barang apa saja yang ingin dibeli . buatlah suatu catatan tertulis, karena bisa memudahkan Anda untuk mengingatnya.. Kemudian cantumkan juga berapa anggaran yang bersedia Anda keluarkan untuk masing-masing barang.
# Jangan bernafsu mengunjungi semua pusat perbelanjaan dan jangan pergi berbelanja sebelum menetapkan tujuan. Pilihlah terlebih dulu tempat dimana akan berbelanja. Dengan membatasi tujuan tempat belanjanya, bisa mengurangi godaan lapar mata juga lebih menghemat waktu Anda.
# Santai saja, tidak perlu sekali lihat langsung beli. Jika punya cukup waktu, Anda bisa melakukan survei harga dahulu antara toko yang satu dengan yang lain. Siapa tahu toko lain lebih murah.
# Jika Anda termasuk orang yang sulit mengendalikan nafsu belanja, maka meninggalkan kartu kredit di rumah saat berburu diskon merupakan tindakan yang bijaksana . Sebagai gantinya Anda bisa membawa uang tunai secukupnya atau membayar dengan kartu debet. Paling tidak Anda terpaksa berbelanja sebatas tersedianya dana tunai saja.

Jangan mengira Anda benar-benar kebal terhadap rayuan diskon, Window shopping di pusat perbelanjaan favorit Anda memang menyenangkan sekali. tapi menjadi lebih pintar dalam belanja akan membuat anda menjadi smart shoper, bukan Saleholic/Discountholic yang berbelanja tanpa strategi yang bagus.. selamat berbelanja.. hati-hati dengan pengeluaran anda, jaga kecukupan kebutuhan anda untuk keuangan keluarga anda.

"Belanja diskon maupun tidak diskon sama-sama mengeluarkan uang dari dompet Anda, Jadilah lebih bijak "

Depok 20 Mei 2009
erwin arianto
erwin-informasi.blogspot.com

Salon dan Beras - Beda di Belanda & Indonesia

Mengapa Salon tak Pernah Sepi?

Tidak usah heran bila harga beras mahal. Di Belanda pun harganya mahal. Bedanya, di Belanda makanan pokok dijual luarbiasa murahnya.

Lucu memang, beras kebutuhan utama tapi mendapatkannya kok sulit. Harga beras di Belanda juga selangit. Tidak aneh, sebab bukan merupakan makanan utama dan jelas barang impor.

Pemakan beras juga lebih banyak bangsa-bangsa pendatang yang memang dari sononya terbiasa makan beras. Sementara makanan pokok di Belanda sendiri kentang dan roti. Sampai sekarang belum sekalipun terbaca atau terdengar di media massa persoalan pelik menyangkut kentang maupun roti di negeri ini. Entah perdebatan harga, kebijakan pemerintah, apalagi stok kentang dan roti sampai hilang di pasaran.

Mau tahu berapa harga kentang dan roti? Belum sampai satu euro sudah bisa bawa pulang kentang dan roti seabrek-abrek. Rakyat tidak pernah membahas isu kelaparan (paling tidak begitu sampai hari ini). Petani kentang tak pernah mengeluh panen gagal, harga pupuk mahal dan segala tetek bengek lain yang bikin susah. Tukang roti tak bakal menggerutu harga tepung atau bahan dasar roti membubung.

Lalu kenapa di Indonesia justru mendapatkan kebutuhan pokok begitu sulit?

Sedikit melenceng. Saat menemani teman jalan-jalan di negeri tulip ini, tiba-tiba dia berkomentar setelah melewati beberapa salon kecantikan. Kenapa salon sepi-sepi saja. Sementara kalau di Indonesia, salon hampir ada di tiap sudut dan selalu ramai. Harus nunggu pula sebelum diladeni. Ada saja kegiatan di salon berjam-jam. Sekedar potong poni, creambath, ganti warna rambut, meluruskan atau mengeriting, lulur, facial bahkan iseng kikir-kikir kuku dan kaki.

Katanya lagi, dia saja kalau malas keramas di rumah langsung ke salon. Enak duduk tenang, dipijit dan keluar sedikit lebih segar dan cantik. Saya tidak heran karena juga pernah mengalami kehidupan serupa. Tapi selama di Belanda..wow.. nanti dulu. Belum tentu dalam 5 bulan saya menginjak salon. (kasihan ya…!) Ada undangan atau harus manggung pun berusaha dandan sendiri sebab urusan salon perlu merogoh kocek sampai dalam. Tidak seperti di Indonesia begitu banyak pilihan pelayanan dan harga.

Beberapa teman Belanda sendiri seringkali bikin janji rahasia sama tukang pangkas supaya dilayani di rumah saja. Bisa bayar lebih murah dan keuntungan pula buat si pekerja. Dapat uang ekstra tanpa dipotong pajak. Kalau cuma potong rambut anak-anak dengan model standard, rata-rata orang tua melakukan sendiri.

Mereka punya peralatan potong rambut. Atau informasi lewat teman-teman yang ahli potong, bolehlah saling bantu. Artinya, secara umum tidak begitu saja dengan mudah merogoh kocek sekedar ke salon.Meski ada juga teman lain kerjanya bolak-balik ke salon ganti warna rambut, ngecat kuku dan lain-lain.

Teman saya yang berlibur tadi mensyukuri dirinya tinggal di Indonesia karena bisa sering ke salon demi memanjakan tubuh. Saya katakan, "Tapi di Belanda orang tidak pernah mengeluh kelaparan."

"Apa hubungannya salon dan lapar," katanya spontan dan melotot.

"Sekadar hubungan kebutuhan hidup dan gaya hidup,"

jawab saya santai meski keder juga lihat biji matanya seperti mau keluar.

Di Belanda, orang tahu persis mana kebutuhan hidup dan gaya hidup. Di negeri kita sebaliknya. Banyak yang sulit (atau pura-pura tak tak perduli) membedakan mana gaya hidup dan kebutuhan hidup. Di negeri ini salon merupakan gaya hidup, makanya mahal. Tapi bahan makanan merupakan kebutuhan hidup sehingga harganya terjangkau. Orang bisa mati kalau tidak makan, tapi tidak akan ada yang terkapar biar rambutnya mencapai mata kaki atau kukunya hitam dan wajah tidak akan berubah jadi monster meski tidak di facial sebulan sekali.

Sebaliknya di tanah air, salon kecantikan sudah berubah fungsi. Entah itu demi alasan menunjang karir, sekedar memanjakan tubuh dan segala macam. Jadi lekat dengan kebutuhan, bukan lagi gaya hidup semata. Makanya murah dan terjangkau sebab para produsen berlomba menarik pelanggan. Sedangkan makan perlahan bergeser jadi gaya hidup.

"Ah...,kamu terlau sinis," protesnya dengan wajah lebih kusut dari sebelumnya.

"Barangkali memang saya sinis. Lalu jawab dong kenapa harga beras bisa mahal," pinta saya lembut.

"Itu salah pemerintah juga, Tidak perduli nasib rakyat, juga tidak ada subsidi. Bukan karena orang banyak ke salon," katanya ketus.

Dalam hati ini berteriak, "Saya juga tidak bilang karena banyak orang ke salon. Sekedar gambaran membedakan kebutuhan hidup dan gaya hidup. Dan masih banyak gambar selain salon. Ah.. bisa jadi gambaran saya memang keliru ya..he.he.he."

Lalu kenapa orang begitu sumringah, rela bayar mahal untuk fast food bahkan merasa lebih berkelas. Padahal di negara asal merupakan konsumsi rakyat bawah karena murah dan cepat. (tak usah dulu bicara soal gizi buruk). Buruh-buruh yang jam istirahat siangnya pendek terpaksa makan junk food alias cepat saji yang murah dan cepat tadi. Sebaliknya di negeri kita tercinta, fast food jadi gaya hidup mewah.

Simak pula di restoran seperti apa sepiring spaghetti atau pizza disajikan? Mewah dan mahal tentu saja. Sementara di Italia sendiri ’warung’ pizza dan spaghetti tidak istimewa. Lagi-lagi karena makanan impor, wajar bila mahal. Di Eropah merupakan menu harian, jadi tidak mahal juga wajar.


Lalu mau bilang apa bila menikmati menu ala Eropah tadi jadi ada yang merasa lebih gaya ? Karena mahal ? Dan yang dibayar tidak semata rasa makanannya, tapi juga suasananya. Gara-gara lihat saya di Belanda kalau baru gajian makan nasi dan saat mulai bokek makan kentang, spaghetti, steak dan segala jenis makan Eropa lain yang murah, banyak dan kenyang, teman saya ngotot lagi.


Kalau di Indonesia makanan Eropah mahal wajar saja, sebab makanan Indonesia di negeri orang juga begitu. Dalam hati sebenarnya tidak lagi mempersoalkan harga, tapi ketika makanan sudah jadi ’gaya’ hidup, bukan kebutuhan.

Namun melihat gelagat teman yang kebarat-baratan ini makin emosi, terpaksa menahan diri.


Persoalannya sekarang yang mengganjal pikiran, kenapa orang Eropa makan nasi yang nota bene barang impor dan mahal merasa biasa-biasa saja.

Tidak lantas menganggap diri lebih keren dari warga lain yang tetap makan kentang. Ah… sudahlah.., semua toh cuma sebuah pilihan. Silahkan putuskan harus pakai gaya apa. Semua sah saja.


Nah yang ganjil kenapa beras, makanan pokok bangsa sudah berabad bisa mahal dan sulit di dapat ya……? Apa barangkali makan beras sudah jadi gaya hidup pula. Bukan lagi kebutuhan hidup?

Mohon maaf, hanya bertanya lho tanpa ada keberpihakan.
(Ita Sembiring, ibu rumah tangga, tinggal di Belanda)

Selasa, 19 Mei 2009

Yahudi AS, Amalia Rehman: "Telah Saya Temukan Kebenaran Itu"

Cetak | Kirim | RSS Senin, 11/05/2009 15:09 WIB

Meski sudah 20 tahun berselang, Amalia Rehman, tidak bisa melupakan peristiwa bersejarah yang telah mengubah jalan hidupnya. Peristiwa ketika ia memutuskan mengucap dua kalimat syahadat dan menjadi seorang Muslim.

Amalia lahir dari keluarga Yahudi, ibunya seorang Yahudi Amerika dan ayahnya seorang Yahudi Israel. Ayah Amalia, Abraham Zadok bekerja sebagai tentara pada masa-masa pembentukan negara Israel tahun 1948. Kedua orang tuanya termasuk Yahudi yang taat, tapi menerapkan sistem pendidikan yang lebih moderat pada Amalia dan kedua saudara lelakinya. Amalia dan keluarganya pergi ke sinagog hanya jika ada perayaan besar agama Yahudi.

Sejak kecil Amalia dikenal sebagai anak yang cerdas dan ambisius. Pada usia 13 tahun, Amalia mulai merasa ingin menjadi orang yang lebih relijius. Karena ia menganut agama Yahudi, maka Amalia berniat memperdalam ajaran agama Yahudi. Tapi, setelah mempelajari Yudaisme, Amalia merasa belum menemukan apa yang dicarinya. Ia lalu ikut kursus bahasa Ibrani, itupun tak membantunya untuk menemukan hubungan relijiusitas agama yang dianutnya.

Kemudian, sambil kuliah di bidang psikologi di Universitas Chicago, Amalia mengambil kursus Talmud. Amalia menyebut masa itu sebagai masa yang paling membahagiakannya, karena ia melihat titik terang dari apa yang dicarinya selama ini soal agama Yahudi yang dianut nenek moyangnya. Meski akhirnya, ia menyadari bahwa agama Yahudi ternyata tidak memakai kitab Taurat. Para pemeluk agama Yahudi, kata Amalia, tidak mengikuti perintah Tuhan tapi hanya mengikuti apa kata para rabbinya.

"Semua berdasarkan pada siapa yang menurut Anda benar, sangat ambigu. Agama Yahudi bukan agama sejati, bukan agama kebenaran," ujar Amalia.

Amalia mulai mengenal agama Islam ketika ia pindah ke California untuk berkumpul bersama keluarganya. Di kota itu, Amalia berkenalan dan berteman dengan orang-orang Arab yang sering berbelanja di toko orangtuanya yang berjualan kacang dan buah-buahan yang dikeringkan di pasar petani San Jose.

"Saya tumbuh sebagai orang Yahudi dan didikan Yahudi membuat saya memandang rendah orang-orang Arab," kata Amalia.

Meski Amalia memiliki prasangka buruk terhadap orang-orang Arab, Amalia mengakui kebaikan orang-orang Arab yang ia jumpai di toko ayahnya. Ia bahkan berteman akrab dengan mereka. "Satu hal yang menjadi perhatian saya tentang orang-orang ini, mereka selalu bersikap baik satu sama lain dan saya merasakan betapa inginnya saya merasakan seperti mereka, sebagian hati saya ingin memiliki perasaan yang indah itu," imbuhnya.

Suatu sore, saat Amalia dan teman-teman Arabnya menonton berita di televisi yang membuatnya bertanya-tanya tentang hari kiamat yang tidak pernah ia kenal dalam agama Yahudi. Pertanyaan-pertanyaan yang ada di kepalanya tentang Islam ketika itu, bagi Amalia adalah cara Tuhan untuk mendekatkan diri pada Islam.

"Allah mendekati manusia dengan cara pendekatan yang manusia butuhkan. Allah mendekati saya dengan cara yang saya butuhkan, dengan menimbulkan rasa keingintahuan saya, rasa lapar terhadap ilmu, rahasia kehidupan, kematian dan makna kehidupan," ujar Amalia.

Hingga suatu hari, Amalia mengatakan pada teman-teman Arabnya bahwa ia sedang mempertimbangkan ingin menjadi seorang Muslim. Pernyataan Amalia tentu saja mendapat dukungan dari teman-teman Arabnya, tapi tidak dari kedua orangtuanya.

Sampai Amalia benar-benar mengucapkan dua kalimat syahadat, kemudian menikah dengan salah seorang pria Arab dan memiliki seorang puteri bernama Ilana, teman-teman Yahudi dan orangtua Amalia masih belum menerima keislaman Amalia. Kedua orang tua Amalia bahkan memanggil suaminya dengan sebutan rasis "Si Arab". Ibu Amalia sampai akhir hayatnya bahkan tidak mau berkomunikasi lagi dengan puterinya.

"Saya tidak suka Muslim, mereka komunitas kelas bawah. Mereka melempari orang-orang Israel dengan batu, membunuh orang-orang Yahudi, saya tidak percaya pada mereka. Ibu Amalia memandang suami Amalia yang Arab adalah musuh. Ibu Amalia sangat zionistis dan sangat membenci Islam," tukas Abraham, ayah Amalia.

Itulah masa-masa terberat Amalia setelah menjadi seorang mualaf, tapi ia tidak pernah menceritakan kesulitannya pada suaminya. Seorang teman dekat Amalia, Emma Baron mengatakan bahwa sahabatnya itu pandai menyembunyikan perasaannya dan kesedihannya, termasuk ketika Amalia berpisah dengan suaminya.

Harapan kembali tumbuh di hati Amalia saat ia bertemu dengan seorang Muslim asal Pakistan bernama Habib. Pernikahannya dengan Habib hanya membawa sedikit perubahan bagi hubungan Amalia dengan keluarganya. Hubungan mereka mulai membaik tapi ayah dan kedua saudara lelaki Amalia tetap memandang Muslim bukanglah orang yang beragama, pengkhianat, anti-Yahudi dan anti-Israel.

"Saya sudah berusaha bersikap baik pada mereka, tapi saya gagal. Mereka mungkin lebih senang melihat saya jadi biarawati ketimbang menjadi seorang Muslim," keluh Amalia.

Tapi hati Amalia sedikit terhibur, karena ibu tirinya Annete bisa menerimanya. Annete sendiri awalnya seorang Kristiani yang kemudian pindah ke agama Yahudi saat menikah dengan ayahnya, sepeninggal ibu kandungnya. Annete memuji Amalia sebagai orang bersikap dewasa dan teguh pada keyakinannya meski kerap mendengar komentar-komentar pedas dari ayahnya.

Amalia yang kini berusia 43 tahun mengakui mengalami pasang surut dalam kehidupannya sebagai seorang mualaf. Tapi ia mengakui menemui ketenangan jiwa dalam Islam. "Saya sudah menemukan kebenaran itu," tandas Amalia yang sekarang hidup bahagia dengan suaminya Habib dan empat anak-anaknya. (ln/jfa.com)


Minggu, 17 Mei 2009

FYI,
Satu tulisan yang bernas dari satu Blogger:

http://nusantaranews.wordpress.com/2009/05/15/menelusuri-sisi-sisi-lain-pak-boed-yang-saya-kenal/

Menelusuri Sisi Aneh: Sisi Lain Pak Boed yang Saya Kenal
2009 Mei 15

by nusantaraku

Saya pikir banyak orang Indonesia pasti mengenal sosok Faisal H Basri (FHB), SE, MA. Ia sering muncul di TV seagai
Faisal H Basri

Faisal H Basri

seorang analisis ekonomi kawakan. Ia adalah seorang ekonom lulusan Vanderbilt University, Tennessee – Amerika. Bahasa yang lugas, penampilan sederhana melekat pada sosok pria kelahiran Bandung 50 tahun silam. Ia sempat terjun di dunia politik dengan mendirikan partai PAN dan menjadi Sekjen Pertama PAN. Ia pula menpionirnya Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) namun kini tetap setia menjadi staf pengajar FE-UI.

Munculnya nama Bapak Faisal Basri mungkin menjadi titik nadir pro-kontra bagi mereka yang tidak menyukai bahkan timbulnya aksi gerakan anti Say No to Boediono, Say Yes to Budi Anduk. Hal ini muncul dari tulisan yang sangat memukau dari Faisal H Basri yakni Sisi Lain Pak Boed yang Saya Kenal di blog kompasiana-nya. Di blog tersebut, pak Faisal sebutkan bagaimana pertemuanya pertama pada Pak Boediono lalu secara berurutan menceritakan sisi lain dari Pak Boediono. Pak Boediono adalah seorang ekonom handal, itu pasti karena beliau adalah seorang Guru Besar Ekonomi.

Dalam artikel tersebut Pak Faisal menuliskan bagaimana sosok Boediono yang bersahaja, santun dan memegang teguh dan bekerja keras sesuai prinsip-prinsip ekonomi yang dianutnya.

Sikap rendah hati itulah [red: Pak Boediono] yang paling membekas pada saya. Lebih banyak mendengar ketimbang bicara. Kalau ditanya yang “nyerempet-nyerempet,” jawabannya cuma dengan tersenyum. Saya tak pernah dengar Pak Boed menjelek-jelekkan orang lain, bahkan sekedar mengkritik sekalipun. – kutipan : Sisi Lain Pak Boed yang Saya Kenal

*******

Menulusuri Sisi : Sisi Lain Pak Boed yang Saya Kenal
klik untuk melihat foto
Ekonom UI, Faisal Basri

Tulisan pak FHB memang sangat diperlukan untuk membangkitkan citra yang seimbang atas sosok Pak Boediono. Begitu juga halnya pada pencitraan (Alm) Ali Alatas, Amien Rais, SBY, DN Aidit ataupun Soeharto. Bagi mereka yang dekat dengan pak Harto, mereka merasakan getaran kesederhanaan, kesantunan sekaligus ketegasan dalam diri beliau. Namun, disisi lain kita merasakan hal yang berbeda, sebagian masyarakat mungkin benci akan tindakan refresif (Alm) Soeharto mengejar dan membunuh dengan sadis para simpatisan PKI yang tidak tahu menahu kejadian Gestapu, mengejar para aktivisis yang menentang aksi KKN. Dan siapa sangka Jenderal dengan Senyum manisnya dengan bicara begitu santun bisa begitu “dingin” dan terjadi praktik KKN dimasanya. Begitu juga sosok Aidit yang dicam “beringas” dan “amoral”, namun disisi lain ia memiliki sifat-sifat yang begitu halus dan etos baik di partai maupun dikeluarga dan sahabatnya.

Masa lalu telah berlalu, kita harus menatap masa depan dengan belajar dari sejarah masa lalu. JAS MERAH, jangan sekali-kali melupakan sejarah, itulah pesan Bung Karno kepada kita. Begitu hendaknya kita menyikapi pro dan kontra atas pribadi Boediono. Mengapa ada yang pro dan mengapa ada kontra, adalah hal yang wajar dalam suatu sistem demokrasi. Namun, setiap pro dan kontra hendaknya memiliki landasan yang jelas, mengapa pro dan mengapa kontra. Dan alangkah baiknya jika kita bukan seperti Burung Beo yang hanya mengikuti apa kata orang tanpa memahami betul kondisi-kondisi sebenarnya.

Disisi lain, saya agak merasa aneh pernyataan Pak FHB beberapa waktu dulu ketika beliau berada di Padang-Sumatera Barat dan ditanya oleh Padang Today, bagaimana pandangan FHB jika Boediono dipilih sebagai cawapres.

“Saya menilai sayang jika Prof. Boediono ditempatkan sebagai Wapres,dia itu teknokrat, lebih tepat jika dia mengurus persoalan ekonomi dan moneter di level menteri, akan lebih optimal,”
Ditambahkan Faisal, kemampuan Boediono justru akan terhambat jika dia diposisikan sebagai Wapres.
“Pak Boediono diakui dunia sebagai pakar ekonomi moneter, kemampuannya justru dibutuhkan untuk mengelola ekonomi dan moneter kita, yang menjadi domain kerja Menko Ekonomi serta Gubernur BI, jadi kalau dia ditempatkan di Wapres justru kontraproduktif,” ungkap FHB.

Pak FHB saat ini tampak sekali mendukung SBY-Boediono, padahal pada 20 Desember Faisal Basri mengemukan kegagalan ekonomi SBY yang selama ini dimotori Boediono sebagai Menko Perekomian dan Menkeu Sri Mulyani. FHB mengingatkan kepada masyarakat agar tidak terjebak dengan janji-janji SBY saat melakukan kampanye. Ia mengatakan tersebut d Hotel Aston Atrium Jakarta – RakyatMerdeka

“Hati-hati saat kampanye bila SBY bicara tentang angka pengangguran dan kemiskinan menurun….. Presiden yang dipilih berhasil alakadarnya. Tidak ada perbaikan secara signifikan. Apa gunanya dipilih lagi. Buat apa kita pilih yang katanya doktor, bintang empat (jenderal), ahli pertanian,”
Pengangguran misalnya, terjadi pengurangan atau penurunan angka pengangguran dari 9,1 persen tahun 2007 menjadi 8,1 persen tahun 2008.
“Tapi itu di sektor informal, pedagang kaki lima yang tidak ada pensiun, tidak ada tunjangan kerja. Beginilah kalau presidennya jaim (jaga image), berbedak terus, berkosmetik terus,”
Faisal menambahkan, selama kepemimpinan SBY, telah tercipta jurang yang cukup dalam antara si kaya dan si miskin.. Subsidi yang diberikan tidak tepat sasaran dan lebih banyak dinikmati oleh orang kaya.

Bahkan belum sebulan yang lalu yakni 27 April 2009, Faisal Basri secara gamblang menulis Menakar Kinerja SBY-JK di Kompas cetak :

Selama tahun 2004-2008, anggaran untuk memerangi kemiskinan naik hampir empat kali lipat, tetapi angka kemiskinan hanya turun 1 persen saja. Bukti tumpulnya kebijakan ekonomi untuk memberantas kemiskinan terlihat pula dari perbandingan dengan negara-negara tetangga.

Pemerintahan SBY-JK juga bisa dipandang terseok-seok dalam memerangi pengangguran dan meningkatkan kualitas pekerja. Angka pengangguran terbuka memang turun sedikit dari 9,9 persen pada tahun 2004 menjadi 8,4 persen pada tahun 2008. Namun, pada periode yang sama terjadi peningkatan underemployment (separuh menganggur) dari 29,8 persen menjadi 30,3 persen.

Pemerintahan SBY-JK gagal untuk menghasilkan pola pertumbuhan ekonomi yang sehat dengan mengutamakan penguatan sektor produksi barang. Yang paling mencolok adalah kinerja industri manufaktur.

Dari analisis tajam seorang FHB 1 bulan yang lalu atas kinerja ekonomi pemerintah SBY-JK selama 2004-2008 yang hampir3 tahun dipimpin oleh tim ekonomi Boediono sudah gagal. Analisis yang tajam dari FHB pada tanggal 27 April 2009 tidak jauh berbeda dengan analisis 5 bulan lalu pada 29 Desember 2008 dan juga sebelum-belumnya. Namun, pasca Boediono dipinang SBY, pola analisis FHB berubah dan bisa dikatakan lebih dari 100 derajat. Apakah analisis tajam FHB sudah terbeli oleh politik? Apakah FHB akan kembali masuk ke politik seperti pada tahun 1998 silam?

*******

Pemaparan Pak FHB mengenai Boediono merupakan salah satu tulisan terpercaya, dan patut diberi apresiasi yang selayaknya karena berdasarkan realitas kedekatan dan analisisnya. Secara garis besar, FHB menggambarkan sosok kepribadian yang unggul dalam diri Boediono. Kepribadian yang unggul inilah yang membawa dirinya menduduki posisi yang strategis di negeri ini. Namun, kita harus juga menelusuri sisi lain, hal yang tidak bisa kita lupakan dalam perjalanan bangsa ini yakni BLBI dan Agenda Penjualan BUMN Strategis serta Perbankan BPPN yang mana total kerugian negara akibat aksi ini mencapai ribuan triliun. Kita perlu tahu bahwasanya agenda-agenda tersebut merupakan buah dikte dari IMF pada saat itu (2002). Dan kita pun sudah melihat adanya ketimbangan tulisan pak FHB pada 14 Mei dengan 27 April.

Dalam kesempatan ini, saya akan mengutip langsung pernyataan Pak Boediono atas Agenda IMF tersebut dengan tulisan pink (versi Inggris) di Jakartapost (27 Februari 2002):

Menteri Keuangan Boediono menyatakan optimismenya pada hari Selasa bahwa pemerintah sanggup memenuhi “Agenda Utama” yang dikeluarkan IMF sebagai syarat bantuan pendanaan [catatan: utang masih dikatakan sebagai dana bantuan].
Agenda-agenda IMF diantaranya adalah:

1. Negara harus menjual BUMN-BUMN strategis kepada pemilik modal dengan harga yang diintervensi oleh IMF. Indosat, Telkom adalah salah satu buah produk IMF pada saat itu.
2. Negara harus menjual bank-bank BPPN seperti BCA, Danamon, BII, dengan harga jauh dibawah kewajaran yang akan membebani anggaran (BLBI) hingga ratusan triliun. Salah satu contohnya adalah menjual BCA seharga 10 Triliun padahal harga obligasi rekap yang melekat pada BCA 58 triliun + aset-aset tetap. Negara dirugikan lebih dari 50 triliun + bunga berjalan yang jika ditotalin hampir 100 triliun. Inilah kasus BLBI yang hingga saat ini masih meninggalkan ketidakadilan bagi rakyat yang tidak tahu menahu.
3. Negara harus mengurangi dan pada akhirnya harus menghapus subsidi minyak, air, listrik dan pendidikan. Kebijakan ini terus dilakukan dan pada Desember 2008, secara resmi pemerintah SBY-JK mengatakan “Tidak ada lagi subsidi minyak, kita kembali ke harga pasar“. Untuk pendidikan, diterbitnyalah UU BHP. Dengan adanya penghapusan subsidi, maka perusahaan asing baik disektorBBM maupun pendidikan akan menjadi tuan di tanah kita.
4. Negara secara tidak langsung dipaksa untuk mengekspor barang-barang mentah ke luar negeri lalu diimpor dalam bentuk barang jadi.
5. Negara harus tetap mengutamakan memberi bantuan yang besar kepada lembaga-lembaga/perusahaan besar. Ini disebut juga sebagai paham trickle down effect

Pihak IMF diperkirakan tiba bulan depan di Jakarta untuk mereview program reformasi ekonomi negara ala IMF. Bantuan IMF sangatlah penting dan mendesak (krusial) bagi pemerintah untuk penjadwalan kembali skema pembayaran utang dengan [rentenir] Paris Club pada April 2002 mendatang.
Boediono sangat meyakini konsep reformasi ekonomi yang didikte oleh IMF. Tujuan IMF, Paris Club, WB dan begitu juga agen EHM seperti John Perkins akui adalah membuat kesepakatan untuk memberi pinjaman ke negara lain, jauh lebih besar dari yang negara itu sanggup bayar. Dalam kesepakatan antarnegara itu, IMF, EHM CS berusaha menekan negara-negara lain agar memberikan 90 persen dari pinjamannya kepada perusahaan-perusahaan AS, seperti Halliburton atau Bechtel. Kemudian perusahaan-perusahaan AS tersebut akan masuk membangun sistem listrik, pelabuhan, jalan tol dan lainnya di negara-negara berkembang. Setelah mendapatkan utang, AS akan memeras negara tersebut sampai tak bisa membayarnya. Dengan alasan itu, barulah AS akan mendesak negara-negara lain untuk menyerahkan sumber kekayaan alamnya, seperti minyak, gas, kayu, tembaga dan lainnya ke AS. Bagaimana jika negara-negara itu menolak? John Perkins menyatakan, mereka bisa saja dibunuh. Ini bukan isapan
jempol. Dua tokoh dunia, yakni Presiden Panama Omar Torijos dan Presiden Ekuador Jaime Rojos dibantai karena menolak kerja sama dengan AS. [beli buku : John Perkins : Confession of EHM - coba search internet tentang The Dead of Omar Torijos dan The dead of Jaime Rojos]

“Agenda Utama adalah persyaratan dan perihal yang harus pemerintah laksanakan. Tapi, saya yakin bahwa kita mampu memenuhi semua persyaratan tersebut tepat waktu.”, ungkap Boediono kepada Wartawan setelah sesi dengar pendapat di Komisi IX DPR.
Dari jumpa pers tersebut, sangatlah jelas bahwa Boediono sebagai Menkeu di era Gotong Royong sangat patuh pada IMF dengan agenda menjual Indonesia ke tangan swasta dan asing.

Ia [Boediono] tidak menjabarkan secara jelas apa saja “Agenda Utama” IMF tersebut. Namun, Boediono memastikan bahwa penjualan 51% saham BCA [berada dibawah naungan BPPN] dengan proses yang kredibel, dan strategi yang jelas untuk mengatasi utang yang membengkak dari Bank-Bank BPPN (yang mendapat likuiditas BLBI) hasil utang para pemilik bank tersebut, termasuk dalam daftar “Agenda Utama IMF mendesak Indonesia”.
Sejarah gamblang Boediono (Menkeu) bersama Menko Dorodjatun dan Meneg BUMN Laksamana Sukardi secara tidak langsung mengubah utang para bankir menjadi utang rakyat. Menjual BUMN kepada Temasek sehingga satelit strategis untuk keamanan dan kedaulatan negara kita dikuasai Singapura. Hal senada disampaikan Prof. Mubiyarto, bahwa sejak private debt [utang para bankir/swasta] dijadikan public debt [utang rakyat], sejak utang para konglomerat ”ditalangi” pemerintah, perbankan selalu mendapat subsidi, industri perbankan yang seharusnya menghasilkan pendapatan (revenue) ternyata menjadi beban (expenditure) negara/rakyat yang dibayar terus oleh pemerintah hingga saat ini. Pada tahun 1998, ”bunga utang” para konglomerat yang dibebankan kepada APBN besarnya Rp 60 trilliun, empat kali lipat dari anggaran untuk pendidikan yang hanya sekitar Rp 15 trilliun. Inilah salah satu kebijakan yang mungkin Pak Faisal Basri harus juga uraikan secara mendetil dalam
tulisan beliau Sisi Lain Pak Boed yang Saya Kenal

Untuk isi pernyataan pers lengkap dari Boediono pada 27 Februari 2002, silahkan baca berita aslinya di Boediono upbeat on meeting key IMF programs.

Ada catatan lain yakni pada waktu menjabat sebagai Menteri Keuangan saat pemerintahan Megawati Soekarnoputri, dia menyatakan bahwa pada dasarnya subsidi bagi rakyat harus dihapus. Dan ketika para petani tebu meminta proteksi, Boediono dengan enteng menyatakan, ”Kalau petani tebu merasa bahwa menanam tebu kurang menguntungkan, tanamlah komoditas lain yang lebih menguntungkan.” (sinarharapan)

*********

Hendaknya kita mencari pemimpin dengan sosok yang sebisa mungkin memenuhi berbagai kriteria, tidak hanya berkutat pada kepribdian semata. Kepribadian Pak Boediono dengan gaya hidup bersahaja, santun, dengan etos kerjanya patut diteladani oleh siapapun juga. Namun, ada banyak sosok tokoh Indonesia yang bersahaja dengan etos kerja tinggi yang paham betul dan tahu solusi ekonomi yang jauh lebih merakyat dibandingkan langkah-langkah tim ekonomi saat ini termasuk didalamnya Boediono. Peningkatan anggaran APBN 3 kali lipat sejak 2004 tidak menghasilkan kesejahteraan berarti bagi rakyat kecil, bahkan sebaliknya jumlah rakyat miskin meningkat atau setidak-tidaknya tidak berubah dari angka 36 juta jiwa penduduk miskin, disisi lain para konglomerat membukukan terus kekayaan dan asetnya meningka. Sebenarnya ada banyak orang yang berpotensial disekeliling kita, namun kita selalu merendahkan orang lain yang berpotensi karena memang kita tidak memberi kesempatan
mereka untuk berkiprah dan berkontribusi lebih banyak untuk negeri ini. Hanya orang-orang dekatlah dengan penguasa yang memiliki akses yang tinggi untuk sebuah jabatan atas nama “rakyat”.

Terpilihnya Boediono sebagai cawapres SBY, kita berikan ucapan Selamat. Namun, jangan sampai kita lupa perjalanan sejarah Indonesia, terutama perjalanan perekonomian bangsa ini. Bagaimana saat ini dan 10 tahun silam, kebijakan ekonomi kita masih jauh dari amanah pasal 33 UUD 1945. Begitu besar anggaran dikeluarkan untuk mensubsidi bankir-bankir kaya melalui pembayaran utang najis yang disulap dari utang swasta/bankir menjadi utang rakyat/negara.

Dan jika ada pihak yang menyangkal bahwa Boediono tidak mendukung IMF, maka mintalah pak Boediono mencabut ulang konferensi pers dan segala bentuk kebijakan “Agenda Utama” IMF pada tahun 2002.

Salam Perubahan,
15 Mei 2009, ech-nusantaraku



Kamis, 14 Mei 2009

Facebook Diserang Hacker
istimewa

Boston, Jumat

Hati-hati dan waspadalah bagi Anda para anggota situs jejaring sosial Facebook. Para peretas (hacker) melancarkan serangan terhadap 200 juta pengguna Facebook, Kamis (14/5).

Mereka berhasil mengumpulkan kata sandi (password) dari jutaan pengguna Facebook selama mereka 'menjarah' para anggota situs jejaring sosial populer itu.

Juru bicara Facebook, Barry Schnitt, Kamis, mengatakan bahwa laman jejaring sosial itu tengah dalam proses pembersihan karena rusak dibobol serangan peretas.

Dia menyatakan bahwa Facebook telah memblok akun-akun yang terkena serangan, namun menolak mengungkapkan berapa banyak akun yang terkena serangan itu.

Para hacker mendapatkan banyak kata sandi melalui apa yang disebut sebagai serangan phising (pancingan) yang membobol akun sejumlah anggota Facebook dan kemudian mengirimkan pesan e-mail ke teman-teman sang pemilik akun dengan meminta mereka mengklik situs-situs palsu.

Situs-situs palsu ini dirancang seperti laman Facebook, sementara para korban diatur sedemikian rupa untuk masuk kembali (log) ke situs yang dianggapnya Facebook, padahal sebenarnya mereka sedang memasuki salah satu situs yang dikendalikan para peretas dan tanpa sadar pengguna Facebook telah memberikan kata sandi mereka kepada peretas.

Tujuan serangan peretasan seperti ini umumnya dikelaskan sebagai pencurian dan menyebarkan pesan-pesan sampah (spam).

Domain-domain palsu milik peretas itu diantaranya adalah www.151.im, www.121.im dan www.123.im. Facebook sendiri telah menghapus semua referensi yang berhubungan dengan domain-domain palsu tersebut.

Schnitt mengatakan bahwa tim keamanan jaringan Facebook percaya bahwa para peretas hendak mengumpulkan sebanyak-banyaknya informasi penting (menyangkut pengguna Facebook) dan kemudian menggunakan akun-akun terbobol itu untuk mengirimkan pesan-pesan palsu berisi tawaran produk farmasi dan produk-produk lain yang semuanya palsu kepada para anggota Facebook lainnya.

Facebook telah memerangi serangan serupa dua minggu lalu, kata Schnitt.

Facebook yang dimiliki perseorangan dan jejaring sosial pesaingnya MySpace yang dimiliki News Corp, mewajibkan para pengirim pesan dalam jejaring sosial untuk menjadi anggotanya dan merahasiakan data pengguna dari orang yang tidak memiliki akun. Oleh karena itu, para pengguna Facebook cenderung tidak mencurigai pesan-pesan yang mereka terima.

Para peretas melancarkan serangan phising tahun lalu untuk menyebarkan virus jahat yang dikenal dengan nama Koobface (merujuk pada Facebook).

Virus ini terunduh melalui komputer pribadi milik anggota Facebook ketika pengguna mengklik situs yang dikirimkan kepadanya melalui e-mail yang kelihatannya dikirimkan teman mereka sesama anggota Facebook. (Ant/luc)

http://www.wartakota.co.id/read/warta/4339

Jumat, 01 Mei 2009

Berjamaah (bersama-sama)
Tuesday, August 19, 2008 8:14 PM

Bangsa kita dikenal sebagai bangsa yg senang berjamaah / bersama-sama dlm hampir segala hal. nenek moyang kita pun dikenal dengan kegotong-royonganny a, misalnya dalam pembuatan jalan, masjid, membangun rumah & hal sosial lainnya. Namun kini tradisi gotong royong ini sudah mulai
jarang terlihat, apa lagi di kota besar tradisi ini sempat menghilang. Mungkin pengaruh jaman
yang sudah smakin modern, atau mungkin juga karena pengaruh makhluk asing yang di sebut
gombalisasi. ..

Sebenarnya tradisi kebersamaan ini tidak lah sepenuhnya hilang dari keseharian rakyat. Di beberapa desa kadang masih terlihat misalnya gotong-royong kebersihan lingkungan. Namun anehnya justru di kota besar sikap berjamaah ini malah kini semakin sering terlihat. Hanya saja sikap kebersaman ini bukan untuk hal yg positif seperti dulu nenek moyang kita, tapi utk hal yg sangat tercela yaitu korupsi ! karna korupsi berjamaah inilah yg mengantarkan Indonesia di peringkat ke 3 negara terkorup di asia ! lihat aja sekarang satu demi satu anggota / mantan dewan serta pejabat / mantan pejabat yg masuk penjara krn korupsi….

sikap kebersamaan bangsa kita yg juga dikenal oleh bangsa asing adalah dalam hal melancong & belanja ! orang Indonesia dikenal senang pergi rame-rame, kemudian borong abis belanjaan !
Mulai dari rakyat ( yg kaya ) sampai ke presiden nya pun sama saja. Pantaslah di Paris yg begitu
masyur ke seluruh dunia saja, banyak toko yang rela mempekerjakan pelayan yg bisa berbahasa Indonesia ! sungguh hal yang sangat kontradiktif / ironis sekali mengingat negara kita ini bukanlah sebuah negara makmur karena mayoritas rakyat berpenghasilan jauh dari cukup utk bisa hidup dengan layak.

Ya, itulah Indonesia. Negara yg saya lihat penuh dg hal-hal yang kontradiktif. Kita bisa lihat gubuk reot / perkampungan kumuh disamping gedung pencakar langit. Bandingkan dg Kal EL, eh maaf
salah, maksud saya KL*, kota dengan gedung yg rapi baik di lihat dari darat maupun dari udara. Padahal kita tahu th 70an malaysia masih mengimpor guru dari indonesia, namun sekarang sudah jauh lebih maju dari kita !

Belum lagi masalah penegakkan hukum. Di negeri jiran Malaysia, pengedar narkotika yang tertangkap
akan dihukum mati krn pemerintah sadar narkotika pasti akan menghancurkan generasi muda penerus
bangsa. Coba anda bandingkan sendiri bagaimana penegakan hukum di negara kita !Begitu pula dengan masalah kebersihan, sungai dan kali terlihat kotor, sampah berserakan dimana-mana, lalu lintas tetap aja semrawut, polusi udara juga termasuk yg tertinggi di dunia ! dengan manajemen negara yang amburadul seperti itu, pantaslah jika masih banyak rakyat yg miskin,kelaparan dan tidak berkesemapatan mengenyam pendidikan, wong UUD 1945 saja di langgar…

Gejala berjamaah ini kalau ditelisik lebih jauh, berasal dari umat islam, yang memang dalam melakukan aktivitasnya selalu dianjurkan oleh agama untuk sholat berjaamah, karena akan mendapat pahala yang lebih besar. dari sisi positifnya kebiasaan berjamaah ini yang membuat indonesia merdeka walau dengan modal bambu runcing.

Tetapi kegiatan berjamaah ini saat ini banyak melenceng digunakan untuk hal-hal yang kurang bararti, terjadi tauran yang berjamaah, dari tingkat pelajar, tingkat desa, atau pun tingkat nasional, memang jika segerombolan orang berkumpul bersama dalam jumlah banyak, yang terjadi mereka merasa kuat, dan bisa mengalahkan apapun. Yang menjadi fenomena yang terjadi diindonesia sekarang kejahatan pun di lakukan berjamaah, Korupsi dalam birokrasi pun dilakukan berjamaah dan hasil nya sungguh luar biasa nilai yang hanya menjadi mimpi untuk rakyat kecil, mungkin termaksud juga saya.

Hanya berharap, kebiasaan berjamaah yang telah tumbuh di dalam kebiasaan bangsa indonesia ini, dalam kemerdekaan Indonesia yang ke 63, dapat di manfaatkan sebagai sesuatu kekuatan yang positif untuk bisa membangun Indonesia menjadi negara yang sejahtera, bukan hanya pejabat pemerintah atau pun wakil rakyatnya yang sejahtera, tetapi Berharap Rakyat Indonesia menjadi Sejahtera. Majulah Bangsa Ku, Bangsa Indonesia, Semoga kita bisa bangkit dan maju secara jamaah pada usia kemerdekaan yang ke 63, dan kita tidak menyia-nyiakan Nyawa, Darah, Dan keringat para pejuang yang selama ini sudah terlupakan oleh kita (ingatnya pas hari pahlawan/kemerdekaa n aja)... Dan dalam kesempatan ini saya mengucapkan Selamat Ulang Tahun Indonesia yang ke 63 Tahun....



* KL : Kuala Lumpur, sedang Kal EL adalah nama asli clark kent di planet kripton (Kebanyakan Nonton Smallvile)

http://erwin-informasi.blogspot.com
My Friendster: arianto_erwin@yahoo.com
Yahoo messenger: arianto_erwin@yahoo.com
Faceebook: erwinarianto@gmail.com
Multiply: erwinarianto.Multiply.com


Categories

Blog Archive

Sembako Hari ini

Sembako hari ini
Beras 5.500
Telur ayam ras 13.500
Minyak goreng sawit 12.000
Gula pasir 6.600
Tepung terigu 7.700
Cabe merah keriting 20.000
Cabe merah biasa 18.500
Bawang merah 16.500
SKM cap bendera 7.800
Daging sapi 55.500
Kacang tanah 12.500

 

Sumber: Poskota

Blog sahabat





Pages

About Me

Foto saya
Penulis tuk diri sendiri, Internal Audit untuk Sebuah Perusahaan, Pencinta Puisi, Cerpen, Seorang Hamba yang berusaha, Menjadi Ayah yang baik untuk Quineisha & Qhaira, menjadi Insan Taqwa

Pengikut

Sample Text

IP

Unordered List

Popular Posts

Recent Posts



Website Hit Counter
Free Hit Counters

Text Widget