Lakukan Tes Darah untuk Pastikan Tipes atau DB
DEMAM disertai panas tinggi acap kali didiagnosis oleh dokter sebagai demam berdarah (DB). Atau sebaliknya, seseorang yang terkena DB sering didiagnosis terkena tipes. Untuk mengatakan pasien terkena DB atau tipes memang perlu dilakukan tes darah di laboratorium.
Ahli mikrobiologi dr Amin Soebandrio PhD dari Bagian Mikrobiologi FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo mengakui, demam tinggi yang dialami seseorang pada tahap awal acap kali sulit dibedakan dengan demam berdarah atau infeksi lainnya, seperti influenza (flu).
Untuk itu, segala bentuk penyakit yang diawali dengan demam, kata Amin, sebaiknya dilakukan tes darah. ''Dari hasil uji laboratorium pada darah tepinya akan diperoleh gambaran apakah terjadi penurunan jumlah leukosit atau normal. Apabila terjadi infeksi maka jumlah leukosit meningkat, tetapi Hb darah tidak berbeda dari sebelum pasien itu sakit. Sedangkan pada trombosit jumlahnya tetap normal. Namun apabila terjadi divesi pada beberapa hari kemudian bisa terjadi penurunan trombosit atau biasa disebut dengan septic schock," jelas Amin.
Penurunan trombosit, lanjutnya, juga terjadi pada penyakit DB. Pada hari-hari pertama trombosit masih dalam batas normal, kemudian beberapa hari jumlahnya menurun. Oleh sebab itu, kata Amin, dokter harus melakukan pemeriksaan lainnya, seperti pemeriksaan antigen dari Salmonella typhi ini. Pada daerah endemik, seperti Indonesia pada umumnya titernya cukup tinggi karena masyarakatnya sudah biasa bergaul dengan kuman.
"Misalnya kalau makan gado-gado di tempat yang jorok pun orang tidak sakit, bahkan bila titernya 1/320 pun tetap sehat. Tetapi bagi orang bule, jumlah titernya 1/80 saja sudah jatuh sakit."
Pemeriksaan serum
Lebih lanjut, Amin mengatakan untuk mengetahui jumlah titer harus melakukan pemeriksaan serum pertama dan kedua dengan jarak pemeriksaan antara 5-7 hari. Apabila dari pemeriksaan pertama titernya mencapai 1/80 dan pada pemerkisaan kedua tidak mengalami peningkatan, maka pasien tersebut tidak menderita demam tifoid.
"Namun apabila pemeriksaan serum pertama 1/80 dan kedua meningkat sampai tiga atau empat kalinya menjadi 1/320 diduga orang tersebut telah kontak dengan bakteri salmonela. "Orang tersebut telah terkena tipes. Bila sudah ditentukan diagnosisnya maka segera dibuat pengobatan yang tepat."
Menurut Amin, seseorang yang mengalami demam tinggi sudah berjalan lima sampai tujuh hari, dokter harus melakukan pemeriksaan urine dan feces (tinja) untuk pembuktian diagnosis. Sebab terkadang pemeriksaan darah pada masa inkubasi belum menunjukkan apa jenis penyakitnya. Sementara bakteri salmonela paling banyak ditemukan pada feces manusia.
Pada penderita tipes, demam tinggi di atas 39 derajat Celsius bisa menyebabkan kerontokan rambut, karena meningkatnya suhu badan sudah sampai ke kepala atau otak. ''Ini berbahaya. Otak yang kepanasan bisa menyebabkan kematian sel-sel otak, dan berakibat pada penurunan kecerdasan atau kelumpuhan. Kelumpuhan ini tergantung sel-sel otak bagian mana yang diserang,'' tambah Amin.
Penyakit Types atau tipus disebabkan oleh Bakteri Salmonella typhosa. kuman ini menular lewat makanan dan minuman, tinja dan air seni yang dibawa oleh lalat. kuman salmonella termasuk genus bakteri enterobakteria gram negatif yang berbentuk tongkat dengan masa inkubasi kuman ini dalam tubuh 5 - 12 hari. nama salmonella diberikan oleh Edward salmon, seorang ahli patologi dari Amerika walaupun rekannya Theobold smith yang pertama kali menemukan bakterium pada tahun 1885 pada tubuh babi.
Types termasuk infeksi sistematik dengan gejala yang khas yaitu demam. adapun demam yang dialami oleh pasien yang menderita penyakit ini umumnya memiliki pola khusus dengan suhu yang meningkat (sangat tinggi) naik-turun. hal ini terjadi pada sore dan malam hari sedangkan dipagi hari hampir tidak terjadi demam. hal inilah yang biasanya tidak disadari oleh sipasien maupun keluarga si pasien.
demam pada penderita types mulai meninggi biasanya diatas jam 12 siang. umumnya disaat sipenderita pertama kali terkena penyakit ini, panasnya tidak terlalu tinggi namun demamnya muncul 1-2 hari kemudian.
Perbedaanya dengan demam berdarah (DBD) yaitu umumnya penyakit demam berdarah panasnya meningkat mendadak dengan suhu yang cukup tinggi dan demamnya akan turun secara cepat dihari ke-5 atau ke-6. jika demamnya sudah berlangsung 7 hari, sangat memungkinkan demam ini disebabkan oleh tifus dan bukan demam berdarah.
tanda-tanda atau gejala penyakit tipes yang lainnya yakni bisa dilihat pada lidah si pasien yang berwarna abu-abu karena kurang makan sehingga kotoran menetap diladhnya dan gejala lainnya yaitu suhu badan yang tidak sejajar dengan denyut nadi. sebab normalnya jika suhu tubuh meningkat (tinggi) maka denyut nadinya juga tinggi.
kurang selera makan dan mengeluh atau merasa sakit pada perut bagian bawah. Pada beberapa kasuspenyakit ini juga kadang dikira usus buntu maka terkadang dilakukan operasi padahal penyakit ini adalah penyakit typus, hal ini disebabkan oleh kuman yang menyerang kelenjar limfa sehingga terjadi peradangan yang terletak pada bagian akhir usus. jika penyakit ini sudah parah dan penyakit ini diabaikan atau tidak disadari maka disaat sipasien tadi melakukan BAB (buang air besar) maka tinja yang dikeluarkan akan bercampur dengan darah dan jika ini berlangsung lama maka akan menyebabkan komplikasi. Adapun gejala komplikasi umumnya muncul pada minggu ke-dua sedangkan pada minggu pertama mungkin saja komplikasi belum terjadi. pada tahap selanjutnya jika belum tertangani (diobati) juga maka akan menyebabkan perforasi atau lubang pada usus. dan juga bila tinja atau kotoran yang dikeluarkan sudah berwarna hitam maka bisa mengakibatkan kematian.
Masa inkubasi (saat pertama kali kuman ini masuk kemudian tidur sebentar untuk menyiapkan amunisi yang diperluan untuk menyerang tubuh kita), Masa ini berlangsung 7-12 hari, walaupun pada umumnya adalah 10-12 hari. Pada awal penyakit ini keluhan dan gejala penyakit ini tidaklah khas, biasanya berupa:
7. Anoreksia (‘ga nafsu makan, bukan karena makanannya g’ enak lho..)
8. Rasa malas
9. Sakit kepala bagian depan
10. Nyeri otot
11. Lidah kotor
12. Gangguan perut (perut meragam dan sakit)
Gejala Khas dari demam ini?
Biasanya jika gejala khas itu yang tampak, diagnosis kerja pun bisa langsung ditegakkan. Yang termasuk gejala khas Demam tifoid adalah sebagai berikut.
Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari, gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan penyakit infeksi akut yang lain, seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ºc hingga 40ºc, sakit kepala, pusing, pegal-pegal, anoreksia, mual, muntah, batuk, dengan nadi antara 80-100 kali permenit, denyut lemah, pernapasan semakin cepat dengan gambaran bronkitis kataral, perut kembung dan merasa tak enak,sedangkan diare dan sembelit silih berganti.
Pada akhir minggu pertama,diare lebih sering terjadi. Khas lidah pada penderita adalah kotor di tengah, tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor. Episteksis dapat dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang. Jika penderita ke dokter pada periode tersebut, akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga.
Ruam kulit (rash) umumnya terjadi pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata, bercak-bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari, kemudian hilang dengan sempurna. Roseola terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa makula merah tua ukuran 2-4 mm, berkelompok, timbul paling sering pada kulit perut, lengan atas atau dada bagian bawah, kelihatan memucat bila ditekan. Pada infeksi yang berat, purpura kulit yang difus dapat dijumpai. Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi.
Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari, yang biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari. Karena itu, pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi (demam). Suhu badan yang tinggi, dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung. Terjadi perlambatan relatif nadi penderita. Yang semestinya nadi meningkat bersama dengan peningkatan suhu, saat ini relatif nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu tubuh.
Gejala toksemia (ketika kuman sudah masuhk aliran darah) semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang mengalami delirium. Gangguan pendengaran umumnya terjadi. Lidah tampak kering,merah mengkilat. Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurun, sedangkan diare menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan. Pembesaran hati dan limpa. Perut kembung dan sering berbunyi. Gangguan kesadaran. Mengantuk terus menerus, mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain.
Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu. Hal itu jika terjadi tanpa komplikasi atau berhasil diobati. Bila keadaan membaik, gejala-gejala akan berkurang dan temperatur mulai turun. Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan dan perforasi cenderung untuk terjadi, akibat lepasnya kerak dari ulkus. Sebaliknya jika keadaan makin memburuk, dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas berupa delirium atau stupor,otot-otot bergerak terus, inkontinensia alvi dan inkontinensia urin.
Meteorisme dan timpani masih terjadi, juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti dengan nyeri perut. Penderita kemudian mengalami kolaps. Jika denyut nadi sangat meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum, maka hal ini menunjukkan telah terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingin,gelisah,sukar bernapas dan kolaps dari nadi yang teraba denyutnya memberi gambaran adanya perdarahan. Degenerasi miokardial toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada minggu ketiga.
Minggu Keempat
Merupakan stadium penyembuhan meskipun pada awal minggu ini dapat dijumpai adanya pneumonia lobar atau tromboflebitis vena femoralis.
Pengobatan
Makan untuk penyakit tipes disarankan makanan yang lunak2, jangan yang keras dan pedas, karena pencernaannya masih lemah.
Biasanya penderita tipes diberi antibiotik, seperti kloramfenikol. Namun bila tidak juga sembuh maka obat yang diberikan jauh lebih kuat, seperti ampisilin, dan obat yang terbaru florokinolon.
Dalam hal pengobatan, lanjutnya, perlu diwaspadai dampaknya. Karena obat-obatan yang tidak sesuai terkadang membuat kuman bisa masuk ke jaringan empedu. Bila sudah demikian, maka pola pengobatannya pun harus berbeda. ''Kloramfenikol tidak bisa masuk ke jaringan apabila tipesnya sudah parah. Maka harus diganti dengan obat yang dosisnya lebih tinggi.''
Pada umumnya orang yang sakit tipes, kata Amin, apabila diobati dengan tepat bisa sembuh dalam hitungan hari. ''Biasanya satu minggu. Tetapi kalau ada yang sampai bulanan, selain penanganannya terlambat, obat yang diberikan berarti tidak tepat.''
Untuk itu, Amin meminta masyarakat jangan menyepelekan penyakit tipes. Sebab, penanganan yang terlambat bisa menyebabkan dampak lebih buruk lagi. Misalnya, bakteri salmonela menyerang usus halus bisa menyebabkan perforasi atau ususnya bolong-bolong. Bila sudah demikian, tindakan yang utama adalah operasi usus. Terjadinya usus bolong ini biasanya disebabkan komplikasi cukup berat. ''Bakteri salmonela menyerang usus halus. Pada dinding usus halus terdapat kelenjar-kelenjar yang juga ikut terinfeksi kuman. Dalam jumlah cukup banyak, terjadilah mikrosis di mana jaringan-jaringan itu bisa berlubang akibat serangan kuman. Dan biasanya lubang-lubang ini tidak hanya di beberapa kelenjar.''
Mencegah Tipes
Adapun cara Mencegah Penyakit tipus secara sederhana adalah dimulai dengan memperhatikan lingkungan sekitar dan Kesehatan Tubuh kita, sebagai upaya Mengatasi penyakit, Adapun untuk lebih jelasnya perhatikan tips-tips berikut ini untuk menjaga Kesehatan Tubuh
- menghindari mengkonsumsi jajanan di pinggir jalan serta jika mengkonsumsi telur sebaiknya telur yang benar-benar matang.
- Sebaiknya melakukan imunisasi tipes untuk, meningkatkan daya tahan tubuh anda terhadap penyakit tipes.
- Meningkatkan daya tahan tubuh dengan istirahat yang cukup (7-8 jam/sehari), olahraga teratur 3-4 kali dalam seminggu selama 1 jam untuk mencegah
- Jika anda pernah mengalami penyakit ini sebaiknya jangan melakukan pekerjaan yang sangat melelahkan sebab akan mudah kambuh jika dibandingkan dengan orang yang belum pernah terkena penyakit tipes.
- Hindari makanan yang tidak higienis.
- Mencuci tangan sebelum makan.
Semoga kita semua selalu sehat, dan dengan info ini anda bias mencegah dan menangani tipes sedcara benar.
Senin, 29 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar