Kampanye dan Pemilu Tidak Bermanfaat Bagi Rakyat kecil
Ih... kesel kampanye bikin macet aja, apa lagi jalanan ibukota yang sudah padat kampanye hanya memperparah jalanan ibu kota,kampanye adalah sebuah tindakan yang bertujuan mendapatkan pencapaian dukungan, usaha kampanye bisa dilakukan oleh peorangan atau sekelompok orang yang terorganisir untuk mengais simpati, atau bisa juga di gunakan untuk menolak suatu hal.
Sebenarnya apa sih manfaat kampanye bagi rakyat? Rakyat tidak mendapat hasil apa-apa dari kampanye, walau banyak yang ikut kampanye tidak akan mendapat apa-apa meskipun partai yang mereka bela habis-habisan bisa menang mutlak, kadang harus mempertaruhkan nyawa mereka untuk terlibat kontak fisik dengan simpatisan partai lain.
Kampanye saat ini umumnya dilakukan dengan slogan, pembicaraan, barang cetakan, penyiaran barang rekaman berbentuk gambar atau suara, simbol-simbol, pada sistim politik otoriter kampanye sering bisa dilakukan kedalam bentuk tindakan intimidasi, propaganda atau dakwah.Bentuk kampanye di Indonesia ini tergolong sebagai bentuk kampanye secara konversional yang hanya lebih mengarah pada Indoktrinasi atau Pencitraan individu atau golongan. Model kampanye konvensional selain rawan gesekan juga terkadang menimbulkan swinging voter di masyarakat.
Tidak jauh beda dengan pemilu-pemilu sebelumnya, pemilu dan kampanye yang sekarang juga penuh dengan hura-hura. Di setiap kampanye, terutama di kota besar pasti di sediakan acara konser gratis, entah itu konser dangdut atau konser rock. Bahkan untuk para partisan pun disediakan souvenir gratis yang biasanya berupa kaos parpol, bahkan mungkin lebih dari sekedar kaos, dan tidak lupa titipan agar mencontreng parpol yang bersangkutan bila saatnya tiba.
Hal tersebut dapat dibaca sebagai belum berubahnya paradigma pada petinggi partai, dan hal ini sangat menghawatirkan karena selepas kampanye, siapa yang duduk di DPR atau DPRD pasti akan mencari cara agar "investasinya" dapat menghasilkan kembali uang yang telah di keluarkan, dan berarti korupsi tidak akan bisa berhenti malah akan bertambah parah.
Coba anda fikirkan apakah kampanye model hura-hura seperti ini akan berhasil? Atau hanya membuang uang secara percuma? mungkin ada baiknya dana kampanye yang mencapai puluhan milyar rupiah tersebut di kumpulkan untuk keperluan yang lebih mulia, misalnya memperbaiki gedung sekolah yang sudah rusak, menambah buku-buku di perpustakaan sekolah, membuat lab komputer, membantu kesehatan masyarakat desa, membangun sumber air untuk daerah yang kekeringan, dan masih banyak lagi.
Dari pada sekedar menghadirkan artis dangdut untuk bergoyang erotis di depan masa dari segala usia yang hanya menampilkan aurat yang terbuka, malah membuat dosa secara masal..Ingat masyarakat sekarang tidaklah bodoh dan tidak mudah untuk di bodohi.
Kampanye para caleg, meski lewat poster, baliho, bendera partai, stiker, atau spanduk sebatas ”kecap”, membuat opini agar dirinya yang terbaik, terpeduli pada wong cilik, serta memikirkan rakyat. Mereka menggunakan kata-kata: peduli wong cilik, berjuang untuk rakyat, bersih, teruji, profesional, dll. Mereka belum berani menampilkan program yang nyata dan mencantumkan alamat jelas atau no telepon/hp yang bisa dihubungi! Inikah sikap para calon legislatif kita? Inikah sikap para caleg yang nantinya akan mewakili rakyat?
Dengan kata lain, belum jadi anggota Dewan saja tidak mau berbuat jujur. Apalagi setelah duduk di kursi Dewan! yang ada korupsi lagi-lagi korupsi. Dan ujung-ujungnya rakyat juga yang diminta menanggung beban yang besar. Anda harus ingat ketika harga bbm meningkat, saat biaya tol dinaikan,
Kunjungan pelesiran anggota DPR ke luar negeri, dan untuk tidak terjebak eforia ingatlah keburukan-keburukan para anggota legislatif yang katanya wakil rakyat ketika rakyat kesusahan mereka hanya hilang tak membantu. saat kampanye kita rakyat Indonesia saatnya menjadi sombong karena mereka butuh kita. Jangan jual murah suara anda, karena semua yang dilakukan para caleg kampanye partai saat kampanye hanyalah sebuah kosmetik yang semu, seperti DPR saat ini yang telah terlihat belangnya, begitu juga para caleg saat ini, jangan mau tertipu kembali.
Jadi bermanfaatkah kampanye bagi rakyat, yang ada cuma pembodohan kembali bagi rakyat kecil, pandai-pandailah kita memilih. Pilihlah yang memang layak dipilih. tidak perlu silau dengan besar dan lamanya kampanye di media. Tidak perlu terbujuk oleh klaim dan pengakuan-pengakuan sepihak yang mengatakan akan membawa perubahan. Ingatlah, ke Bobrokan Anggota dewan yang mengaku terhormat, eh tersangkut kasus korupsi, pelecehan seksual, atau aksi provokasi lainya, ujungnya anggota DPR tidak terhormat malah jadi terhujat.
Memilih atau tidak memilih adalah hak kita sebagai warga negara. kalau kita memutuskan untuk tidak memilih, ikuti kata nurani anda, bila anda tidak memilih itu juga adalah sebuah pilihan. jangan termakan bujuk rayu, karena politik itu adalah busuk dan munafik. Ingat apakah Kampanye dan pemilu bermanfaat kepada kita temukan jawabanya di hati dan logika anda.
Semoga Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009 bisa terwujud di negeri kita tercinta indonesia ini dan semoga masyarakat lebih bisa memilih pemimpin-pemimpin yang berpihak kepada rakyat.
Depok 26 Maret 2009
Erwin Arianto
http://erwin- informasi. blogspot. com/
Rabu, 01 April 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
betul sekali... kampanye hanya ajang hura2 semata...
tapi emang pemilu kan pesta, jadi semua2 ikut berpesta...
betul kang...
menurutku, para caleg (g semua, tp sebagain besar) adalah orang2 tak berotak,orang bodoh,sok pintar bla..bla..bla..
buktinya apa? kalo mereka berotak dan cerdas, pasti dah kerja nyaman d perusahaan internasional dengan gaji selangit, ato paling tdk udah jadi PNS lah...
mereka2 itu kan orang2 yg g pernah lulus test masuk perusahaan dan PNS..!!
Mo jadi apa bngsa kita kalo para anggota dewan gelarnya dari universitas yg g diketahui tempatnya..???
Posting Komentar