Selasa, 08 September 2009

Biar Gemuk asal Sehat

Minggu, 6 September 2009 | 03:21 WIB

Putu Fajar Arcana & Budi Suwarna

Mungkin tagline "Biar gemuk asal sehat" terdengar klise dan zadul (zaman dulu) kalau kita ingat kalimat, "Biar lambat asal selamat" yang sering ditulis di belakang bak truk. Tetapi, belakangan prinsip "hidup" itu mencuat menjadi semacam perlawanan dari kaum pemilik tubuh gemuk.

Ferawati Wibisono (29), pemilik berat badan 88 kilogram, mengaku pernah tertekan dan kemudian terpaksa menenggelamkan diri dalam usaha pelangsingan tubuh. Selama empat bulan tahun lalu, ia mengikuti program diet, akupunktur, dan menjalani injeksi obat penurun berat badan.

"Ketika injeksi untuk keempat kalinya, seluruh tubuh saya bengkak dan memerah. Kata dokter alergi," tutur Fera, Selasa (2/9) di Jakarta. Kenyataan memilukan itu ditambah pula dengan keadaan Fera yang makin lemah karena diet keras. "Sampai-sampai ketika jalan aku nabrak kaca. Kata dokter, aku kekurangan nutrisi," tambah perempuan yang selalu tampil berkaus, celana pendek, dan sandal jepit ini.

Semua usaha itu terpaksa dijalani Fera karena tekanan yang begitu keras dari keluarga. Orang-orang terdekat dalam hidupnya itu justru selalu memojokkannya dengan memanggil "kapal selam". "Bahkan, ada yang mengejek, sebentar lagi tubuhku enggak bisa masuk ke pintu rumah," ujar Fera.

Tekanan juga dialami Vreda Wuisan, pemilik berat badan 80 kilogram, dan penyanyi remaja Tina Toon (16). Vreda pernah melakukan upaya memperoleh tumbuh langsing melalui akupunktur, minum obat penahan lapar, diet, dan berolahraga secara keras. "Hasilnya enggak seberapa karena dasar tulangku besar ya tetap saja kelihatan gemuk," tutur dia.

Tina bahkan pernah sakit gara-gara melakukan diet selama 10 hari. "Aku diet diem-diem. Ketat sekali untuk mengejar target turun berat badan," katanya. Diet keras dilakukan Tina lantaran keinginan tampil langsing dalam sampul album I Love Music. Ia memang berhasil menurunkan berat badan tiga kilogram. "Tetapi, habis pemotretan, makan jadi luar biasa, aku juga sakit," tambah Tina yang dulu dikenal sebagai penyanyi cilik bertubuh bulat ini.

Titik balik

Sakit umumnya kemudian menjadi titik balik bagi sebagian orang untuk berhenti menguruskan badan secara ekstrem. Sejak mengalami sakit tifus sebanyak tiga kali akibat olahraga berlebihan serta bengkak-bengkak karena alergi obat tadi, Fera mengaku kapok. Ia kini menerima dirinya apa adanya.

"Sekarang aku tetap berolahraga secukupnya, tetapi yang terpenting tetap sehat. Itu prinsip," kata Fera sembari menambahkan kesehatan dan kebugaran tubuhnya boleh dibandingkan dengan mereka yang bertubuh langsing.

Vreda mengatakan, definisi cantik yang harus selalu langsing dan berkulit putih adalah rekayasa industri. Celakanya, itulah kini yang menjadi opini setiap orang. "Gemuk tidak berarti tidak cantik, lho. Buatku sih, yang penting sehat dan happy," kata dia.

Vreda menuding rekayasa industri itu bahkan sampai pada soal bahan pakaian. Industri berkepentingan, kata Vreda, menyediakan bahan baku sedikit, tetapi bisa menjual dengan harga tinggi. "Karena kalau mereka membuat pakaian untuk orang gemuk, bahannya lebih banyak habis," kata Vreda yang bergelut di bidang rumah produksi ini.

Paula Josepha Ratnaningtyas (38) dengan berat badan 92 kilogram dengan tinggi tubuh 153 cm mungkin lebih percaya diri dan santai dalam menjalani hidup. Sejak kecil, ia mengaku sudah terbiasa mendengar ledekan orang. "Aku dipanggil Sai. Sai, jangan salah, bukan sayang, tetapi bonsai. Aku cuek saja," kata dia.

Kendati memiliki tubuh gemuk sejak kecil, Naning, begitu Paula Josepha Ratnaningtyas dipanggil, tidak pernah tergoda mengikuti program olahraga, diet, apalagi pengobatan untuk memperoleh tubuh ramping. Buat Naning, kecantikan tak mesti diterjemahkan dengan ramping dan putih, tetapi pada sikap.

"Sangat bodoh kalau ada orang termakan iklan pelangsing, lalu beli korset Rp 7 juta. Susah benar hidup, mau langsing saja harus menderita. Kalau dasarnya gemuk, ya gemuk saja," kata Naning.

Guna melawan dominasi definisi cantik oleh industri itulah, Naning dan Fera kemudian bergabung dengan Xtra-L Big Community yang didirikan Ririe Bogar dan Lulu Lustanti tahun 2007. Komunitas ini bahkan berkomunikasi lewat mailing list Xtra-L_Community@ yahoogroups. com dan belakangan juga menggunakan facebook.

"Dulu, kami pernah mengadakan fashion show sebagai ajang happy-happy, sekarang sih komunitas ini buat kumpul-kumpul saja," tutur Naning. Komunitas, tambahnya, lebih banyak dimanfaatkan sebagai wahana saling mendukung, berbagi rasa dan informasi, serta tentu saja mencari pasangan hidup.

"Fera ketemu jodohnya di komunitas. Sebentar lagi bakal menikah," ungkap Naning. Fera tersenyum kecil membenarkan kata-kata sahabatnya itu.

Dalam kredo Xtra-L Big Community, sebagaimana diungkapkan Ririe Bogar kepada Kompas (11/11/2007) , mereka berkepentingan berada dalam satu komunitas untuk memperbesar kekuatan pendobrakan terhadap hegemoni "nilai" kecantikan yang ditebarkan dunia industri.

"Kami menjadi semacam supporting group untuk mendobrak konsep kecantikan yang dipercaya selama ini. Di forum ini, Anda akan menemukan punya ukuran besar tidak berarti tidak bisa jadi cakep, cakap, menarik, elegan, sexy, dan tentunya sehat!" tandas Ririe.

Biasanya, kata Fera, para anggota komunitas melakukan kegiatan rutin setiap pekan seperti jalan kaki di kawasan Senayan dan berenang di Kuningan, Jakarta.

Bagi Naning dan Vreda, perlawanan terhadap hegemoni kecantikan yang terpenting harus keluar dari diri sendiri. "Enggak ada gunanya ramping kalau dalam sikap sehari-hari tidak disukai orang," ujar Naning yang meyakini bentuk tubuh tak ada kaitannya dengan sikap dan kebaikan seseorang.

Pada akhirnya, prinsip paling baik yang harus dipegang para pemilik tubuh gemuk adalah biar gemuk asal sehat. "Buat aku yang penting hidup dibikin happy bo..," ujar Vreda. (XAR)

0 komentar:

Categories

Blog Archive

Sembako Hari ini

Sembako hari ini
Beras 5.500
Telur ayam ras 13.500
Minyak goreng sawit 12.000
Gula pasir 6.600
Tepung terigu 7.700
Cabe merah keriting 20.000
Cabe merah biasa 18.500
Bawang merah 16.500
SKM cap bendera 7.800
Daging sapi 55.500
Kacang tanah 12.500

 

Sumber: Poskota

Blog sahabat





Pages

About Me

Foto saya
Penulis tuk diri sendiri, Internal Audit untuk Sebuah Perusahaan, Pencinta Puisi, Cerpen, Seorang Hamba yang berusaha, Menjadi Ayah yang baik untuk Quineisha & Qhaira, menjadi Insan Taqwa

Pengikut

Sample Text

IP

Unordered List

Popular Posts

Recent Posts



Website Hit Counter
Free Hit Counters

Text Widget