Siapa di dunia ini yang tidak ingin sukses, atau apa sesuai dengan yang diinginkan, atau tidak ada satu masalah pun yang menimpa dirinya. Ketika kita menempuh ujian, Mendapat kegagalan, atau ketika terjadi suatu harapan tidak sesuai dengan kenyataan, kita pasti akan mengumpat dan menggerutu dalam hati, tidak bisa menerima sesuatu yang salah, gagal atau tidak sesuai dengan harapan yang ada. terkadang kita dirundung kesedihan dan penyesalan yang dalam kita tidak bisa berlapang dada dan ikhlas menerima semuanya, padahal kita sudah berusaha dan bekerja keras, tapi hanya sebatas ini yang kita dapat
Kalau kita mengikuti hawa nafsu maka dapat dipastikan kita akan selalu berhadapan dengan kekesalan, kekecewaan atas apa yang terjadi di pada diri kita. dalam sekitar, terkadang beberapa contoh yang membuat kita kehilangan kontrol emosi dan tidak bisa menerima kekesalan tersebu Entah itu motor yang meliak-liuk sembarangan, Politisi korup, Tidak lulus ujian, ingin meraih juara 1 hanya dapat juara 3, polisi yang mencari-cari kesalahan orang, pimpinan yang tidak tegas, kolega yang kurang berperasaan, sistem pendidikan yang tidak adil dan sebagainya. Kalau kita larut di dalamnya itu berarti hati kita tidak cukup luas sehingga mudah sekali terkotori kejadian-kejadian yang membuat kita bermain dengan emosi yang kurang menguntungkan diri.
ketika impian atau cita-cita itu tidak terwujud dalam kenyataan, kita harus berlapang dada. sebagai manusia yang bijaksana harus mampu menyikapi dan menerima kenyataan dengan lapang dada dan menyandarkan diri kepada kehendak Tuhan. Semua kejadian di dunia ini tidak akan pernah terlepas dari kehendak tuhan. Untuk itu, tidak terpenuhinya target merupakan salah satu hal yang lumrah dari proses keberlangsungan usaha manusia.
Ada sebuah pesan hikmah yang mengatakan bahwa lapang dada adalah salah satu kunci sukses hidup seseorang. Bagaimana tidak, dengan konsep lapang dada seseorang akan meluaskan dadanya seumpama samudra luas yang akan mengecilkan arti segala sesuatu yang mencemari kesucian, ketenangan samudra tadi. Sebuah hikmah yang sangat logis. air segelas akan mudah terkotori dengan setetes tinta hitam, tapi air dalam samudra tak akan terpengaruh atas gelontoran tinta padanya.Lapang dada....., Mengucapkannya begitu gampang. Tapi implementasinya dalam kehidupan butuh kadar iman yang cukup tertempa, mungkin terkadang saya pun masih belum mampu menjalankan sepenuhnya.
ketika dada kita lapang, banyak hikmah yang akan kita dapat, banyak pengalaman yang akan kita raih, dibanding dengan hati yang sempit, yang hanya bisa meratapi apa yang terjadi, lapang dada suatu resep hidup yang bisa kita lakukan disaat kita gagal, dirundung masalah.Ketika suatu musibah, kejadian yang tidak kita inginkan, atau suatu impian tidak terwujud seperti yang kita inginkan yang harus kita lakukan hendaknya menerima semua ini dengan lapang dada, bahwa apa yang sudah kita terima adalah yang terbaik. Mengingat masih adanya faktor X yang tidak dapat tersentuh oleh manusia, manusia selalu berusaha tetapi hal itu bukan menjadi jaminan kalau hasil atau target yang diinginkan bisa tercapai. Mari kita berjiwa besar/berlapang dada, untuk mensyukuri apapun yang kita peroleh. Karena Untuk tak dapat diraih, Musibah tidak dapat di tolak, kita manusia harus siap menerima keduanya, dan Lapang dada adalah hal terbaik yang harus kita lakukan
Jumat, 22 Agustus 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar